Raditya Andrean (paling kanan) (Foto : Istimewa)
Lombok, Markaberita.id –
Beberapa hari yang lalu, ketika kabar datang bahwa kawan IDHAM memutuskan untuk ikut pemilihan ketua IAGL ITB, spontan saya terbesit pertanyaan “SERIUS MANEH?”//“MAU NGAPAIN AKTIF DI IAGL?”//“APA SIH YANG DICARI?”.
Terus terang, saya cukup asing sama IAGL, juga IAGL tentunya asing juga sama saya 😅 Karena jangankan ikutan kongkow dengan anak2 IAGL, sekre IAGL dinana saja saya tidak tahu (parah.com)
Tetapi, ada rasa menggelitik yang membuat saya penasaran dengan jawabannya. Dan satu-satunya jawaban harus didapat dari sumber utamanya, yaitu IDHAM.
Setelah seharian telfonan (maklum lama kali awak gak sua sama kawan satu ini), serta mendengar bagaimana cara Idham sekarang memperlakukan teman, keluarga, serta sepak terjangnya dalam bisnis dan organisasi yang digeluti selama ini, Idham tetap seperti
Idham yang dulu: straightforward, energik, selalu siap jika harus menolong kawan, full heureuy, konsisten, berani ambil resiko, tapi jauh lebih dewasa alias lebih tenang sekarang.
Saya masih ingat, bagaimana dulu Idham secara spontan, keluar dari kelas hanya untuk membantu kawan Adit yang motornya diambil orang di kosannya. Alhasil, Idham mendapat nilai E untuk mata kuliah tersebut karena dosennya mengira dia titip absen.
Ada juga cerita ketika Idham meyakinkan kawan Eko yang tertimpa musibah kecelakaan motor untuk segera dilakukan operasi tanpa memikirkan biaya yang akan timbul. Yang kemudian Idham kasak-kusuk dengan jaringannya di IDI Jabar dan Polda Jabar sehingga sebagian besar biaya operasi tersebut tercover asuransi, disamping dari urunan kawan2 2010.
Idham yang selalu spontan, tak terduga, kadang lebih banyak bertindak tanpa berpikir panjang, tapi peduli dengan sekitar, apalagi urusan perkawanan. “Sakali diaku dulur, dulur salilana.” itulah IDHAM yang saya kenal.
Lalu ketika di WAG GEA2010, seseorang bertanya, kenapa harus Idham yang dimaju?
Jawaban saya sederhana:
1. Atas dasar solidaritas friendship persahabatan, berbekal trust dan mengerti akan karakter serta ‘komitmen’ kawan kita ini, kita semua berharap, kiprah solidnya GEA2010 bisa lebih bersinergi dengan wadah lebih besar, yaitu IAGL ITB.
Banyak potensi serta ide2 yang butuh ruang yang lebih luas untuk dikembangkan dan bersinergi dengan seluruh angkatan lainnya. Agar tidak terasa seakan mengelompok sendiri/terkotak-kotakan. Solid angkatan lebih terasa kental, tapi belum menular menjadi solid alumni.
2. Kondisi serta posisi IAGL sekarang (menurut opini pribadi saya), lebih diwarnai oleh kiprah para senior yang kaya pengalaman, wise, dan layak berperan sebagai pengayom. Ditambah para “darah muda” GEA duaribu belasan yang masih gesit, semangat menggebu, dan berjubel ide kreatif yang perlu ajang, saluran, serta arahan, agar lebih bersinergi dan memberikan peran yang jelas dan terasa bagi alumni Teknik Geologi ITB.
Untuk itu, diperlukan sosok segar yang berpengalaman di organisasi peralumnian yang mampu dipercaya menyatukan keragaman corak penghuni IAGL dan menarik seluruh alumni Teknik Geologi untuk bergabung dan bersinergi di wadah alumni ini. Spektrum jaringan yang dimiliki Idham sekarang di dunia peralumnian, merupakan profil yang sangat cocok untuk kondisi IAGL saat ini.
Mari kita rapatkan barisan, satukan tujuan, dan dukungan buat Idham demi solidaritas serta tindakan nyata dari kita semua.
IDHAM for IAGL… Warna baru, semangat baru, yang akan meneruskan kejayaan Alumni Teknik Geologi ITB.
1, 2, 3, GEA!!!
(Raditya Andrean/Andre, 12010087, Pendiri SM IAGI ITB)