Survival Rate Penanaman Mangrove LindungiHutan di Mangunharjo 93%, Bagaimana Lainnya?

LindungiHutan memaparkan hasil penelitian tingkat survival rate dan growth rate dari penanaman mangrove terutama di wilayah pesisir utara Semarang dan sekitarnya dalam acara “2nd International Conference on Nature-Based Solution in Climate Change 2023” yang diselenggarakan oleh Pertamina pada 24 November 2023.

Melalui riset ini, ke depannya LindungiHutan dapat melakukan penanaman dan rehabilitasi mangrove dengan lebih efektif dan berdampak.

“Untuk mendiseminasi riset LindungiHutan pada ajang terkait, kegiatan dihadiri oleh berbagai pakar yang bergerak dalam bidang nature-based solution in climate change dan para petinggi terutama PERTAMINA Foundation,” ujar Muhamad Agung Triyudha Agustina, periset sekaligus RnD Field Officer LindungiHutan.

Melalui penelitian “Mangrove of North Coast Semarang: Assessment of Survival Rate and Growth Progress of Mangrove Rehabilitation Effort” LindungiHutan berupaya mengetahui potensi penanaman mangrove sekaligus mengevaluasi secara kritis upaya rehabilitasi di beberapa lokasi penanaman utamanya pesisir Utara Semarang.

Baca Juga  Kombinasi AI dan Digital Marketing untuk Hadapi Perubahan Perilaku Konsumen

Penelitian dilakukan di empat lokasi penanaman LindungiHutan yang mewakili yaitu, pesisir Tambakrejo Semarang, Pantai Mangunharjo, Pantai Trimulyo, dan pesisir Desa Bedono Demak.  

Pantai Mangunharjo Memiliki Survival Rate 95%

Hasil penelitian menunjukkan tingkat kelangsungan hidup atau survival rate mangrove sebesar 70% (pesisir Tambakrejo Semarang), 93% (Pantai Mangunharjo), 75% (Pantai Trimulyo), dan 58% (pesisir Desa Bedono Demak).

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa peningkatan pertumbuhan secara keseluruhan (empat lokasi yang dilakukan penelitian) tidak signifikan.

“Hasil riset menunjukkan bahwa tingkat SR atau survival rate penanaman LindungiHutan di wilayah pesisir Semarang berada pada rentang berhasil hingga kurang berhasil yang disebabkan oleh beragam faktor terutama oleh kesesuaian faktor lingkungan,” Ujar Agung.

Baca Juga  Kripto Ambruk, Rupiah Melemah: Bagaimana Prospek USDT to IDR?

Selain tingkat kelangsungan hidup (SR), penelitian juga mengungkapkan hasil mengenai tingkat pertumbuhan di beberapa lokasi penanaman LindungiHutan yang dijadikan sebagai objek penelitian.

“Untuk growth rate sendiri beragam di setiap lokasi dengan SR dan GR tertinggi berada di lokasi penanaman Pantai Mangunharjo Semarang,” Imbuh Agung.

Penanaman Mangrove, Besar Manfaatnya tetapi Masih Jarang Dilakukan

Penanaman mangrove di Mangunharjo, Kota Semarang. (Dokumentasi: LindungiHutan). 

Tak bisa kita mungkiri, keberadaan hutan mangrove nyatanya memegang peran penting bagi kawasan pesisir dan juga planet bumi. Apalagi, Indonesia sebagai negara dengan garis pantai yang panjang, menyimpan berbagai potensi sumber daya alam salah satunya hutan mangrove.

Perlu diketahui bahwasanya hutan mangrove tidak hanya berperan sebagai benteng alami penahan abrasi. Lebih dari itu, mangrove juga memiliki kemampuan asimilasi dan penyerapan karbon yang sangat baik dibandingkan kebanyakan tipe hutan terrestrial lainnya.

Baca Juga  RevComm Bakal Pamerkan MiiTel di CES® 2024, Pameran Teknologi Terbesar di Dunia

Dengan berbagai manfaat yang dimiliki, sayangnya keberadaan kawasan hutan mangrove masih banyak yang belum teroptimalisasi. Termasuk, apa yang terjadi di pesisir utara Semarang. Untuk itu, penanaman dan rehabilitasi hutan mangrove perlu terus kita galakan dan dukung bersama.

Anda juga bisa ikut terlibat dalam aksi penghijauan bersama LindungiHutan melalui link https://lindungihutan.com/. Kami percaya, semua punya peran untuk #BersamaMenghijaukanIndonesia!