Aliansi Santri Gusdur Menggugat Mendesak Ketum PBNU Mundur Dan Meminta PBNU Mendukung Pansus Haji 

Jakarta,Markaeberita.id

Massa Aksi yang menamakan diri ‘Aliansi Santri Gus Dur Menggugat’ menggelar unjuk rasa sekitar 50 meter di samping kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Jakarta Pusat pada Jumat (2/8/2024).

Dalam unjuk rasanya mereka membawa sejumlah spanduk tuntutan.

Spanduk tersebut di antaranya berbunyi “Ketum PBNU dan Sekjen PBNU Harus Mundur”, “Ketum PBNU Jangan Jadi Agen Pemerintah”, “Jangan Kotori Perjuangan Ideologi Gus Dur”, NU untuk Bangsa Bukan Untuk Politik Praktis Keluarga”, dan PBNU Harus Mendukung Pansus Haji”.

Koordinator massa aksi Aliansi Santri Gus Dur Menggugat, Muhammad Sholihin menyatakan aksi ini bukanlah demonstrasi, melainkan silaturahmi.

Sholihin menyatakan bahwa massa aksi merupakan bagian dari NU kultural.

Baca Juga  Investor Ketar-Ketir, Israel Tiba-Tiba Dilanda Kekacauan

Ia juga mengatakan mereka datang bukan untuk mendemo PBNU, melainkan mendemo Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya atas nama pribadi.

Sholihin juga menilai kebijakan Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU yang mereka nilai terlibat politik praktis.

“Tuntutannya ketika melanggar Muktamar siapa pun Ketua Umum, yang mengawal, menahkodai PBNU harus mundur, termasuk Sekjen. Kedua, kita tahu Gus Yahya ini tidak melakukan keadilan dalam konteks kader ke Israel dipecat, tetapi dia sendiri tidak dipecat,” kata dia.

“Harusnya dia memberikan keteladanan tanpa harus dipecat, harus mundur,” sambung nya.

Namun ia menegaskan massa aksi adalah bagian dari NU kultural.

kami sebagai warga NU. Dan kami hadir di Muktamar Lampung, dan kami tahu gagasan Gus Yahya. Kami hormat, tapi faktanya justru inkonsistensi dan terjebak politik praktis. Itu artinya Gus Yahya dan Gus Ipul melanggar hasil-hasil Muktamar,” kata dia.

Baca Juga  Menteri Kebudayaan dan Ketum FORMAS Apresiasi Pameran Lukisan ASPEN

kepolisian sempat memasang barikade dengan jarak sekitar 50 meter di samping Gedung PBNU.

Namun massa aksi meminta untuk maju beberapa langkah.

kepolisian pun menuruti mereka dengan mundur sekira lima langkah setelah massa aksi menjanjikan akan bubar setelah hormat kepada bendera merah putih yang terpasang di depan kantor PBNU.

Unjuk rasa tersebut sempat diwarnai teriakan-teriakan dan nada-nada meninggi antara massa aksi dengan seorang pria berkemeja putih yang diduga bagian dari Banser.

Orasi tersebut diwarnai juga dengan salawatan dan pembacaan doa.

Setelah massa aksi hormat kepada bendera dan melakukan sujud syukur, mereka berterima kasih kepada pihak Kepolisian.

Mereka membubarkan diri pada pukul 15.30 WIB.

Baca Juga  Copot Zainut Tauhid

Aksi tersebut sempat membuat kemacetan di Jalan Kramat Raya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *