Memperingati HUT RI 25 Pendaki Gunumg Penanggungan Di Evakuasi, Alami Kelaparan Hingga Kepala Bocor

Mojokerto,Markaberita.id

Tak kurang dari 25 pendaki Gunung Penanggungan di Kecamatan Trawas dievakuasi turun selama akhir pekan kemarin.

Para pendaki yang mengikuti upacara kemerdekaan ke-79 RI itu mengalami kelelahan, kaki terkilir, hingga terluka di bagian kepala.

Peringatan hari kemerdekaan RI di Gunung Penanggungan selalu menarik minat pendaki dari berbagai daerah.

Sabtu (17/8) lalu bendera merah putih sepanjang 1.000 meter dikibarkan di Pawitra, puncak Gunung Penanggungan.

Upacara ini diikuti ribuan pendaki yang mulai naik sejak sehari sebelumnya.

Kendati demikian antusiasme perayaan di gunung setinggi 1.653 meter itu tampaknya belum disertai dengan kesadaran keselamatan dari semua pendaki.

Masih banyak dari mereka yang harus dievakuasi petugas karena mengalami sejumlah masalah kesehatan hingga terjatuh.

Baca Juga  Humas Polres Metro Bekasi Berikan 15.000 Liter Air Bersih Kepada Masyarakat Terdampak Kemarau Di HUT Humas Polri Ke 72

”Kurang lebih ada 25 pendaki yang dievakuasi sampai tanggal 17 Agustus,” ujar Koordinator Tim SAR Gunung Penanggungan Nur Aini, Senin (19/8).

Menurut Cak Rul, panggilannya, para pendaki dievakuasi lewat Jalur Tamiajeng, jalur yang paling banyak dilewati para pendaki. Ia memastikan tak ada pendaki yang terluka secara parah.

”Alhamdulillah tidak ada yang cedera parah,” imbuhnya. Proses evekuasi pendaki melibatkan puluhan sukarelawan dari sejumlah kelompok, termasuk LPBI NU.

Ketua LPBI NU Kabupaten Mojokerto Syaiful Anam mengatakan sedikitnya lima pendaki pihaknya evakuasi karena berbagai kendala.

Selain mengalami kekelahan, ada pendaki cedera di kaki karena terkilir saat menapaki jalur menurun. Selain itu, ada pula pendaki yang terluka di bagian kening karena terjatuh.

Baca Juga  Peduli Sosial,Polsek Talang Ubi Berikan Bantuan Sembako Kepada Masyarakat Terdamfak Stunting

”Ada yang sakit bawaan juga habis operasi akhirnya tidak kuat naik, ada yang kelaparan,” bebernya.

Para pendaki yang tak memungkinkan berjalan dievakuasi dengan cara ditandu secara estafet dari pos ke pos.

Kesehatan mereka juga diperiksa setiap tiba di pos untuk memastikan kondisinya.

”Sejak tanggal 16 malam itu petugas gabungan sudah berjaga di pos masing-masing untuk mengantisipasi kejadian seperti ini, saat itu sudah mulai ada yang kita evakuasi,” tandas Anam yang juga Ketua FPRB Kabupaten Mojokerto.

Anam mengimbau para pendaki memperhatikan kesiapan fisik sebelum memutuskan untuk melakukan pendakian.

Aspek perlengkapan pribadi seperti jaket, sepatu, hingga obat-obatan, juga tak boleh ketinggalan.

”Termasuk kalau turun itu harusnya jalan saya, jangan lari, ini yang sering memicu cedera juga,” imbaunya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *