Jakarta, 09 Agustus 2024 – Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya (PENS), Jawa Timur resmi meluncurkan program studi Doktor
Terapan (S-3 Terapan) Sistem Siber-Fisik (Cyber Physical System),
sebagai program studi doktor terapan pertama di Indonesia, khususnya di
politeknik.
Pembukaan program Doktor
Terapan ini didasarkan pada Surat Keputusan (SK) Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) No. 199/D/O/2024 terkait
Izin Pembukaan Program Studi Sistem Siber-Fisik Program Doktor Terapan pada Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya di Kota Surabaya. Peluncuran program studi ini
sekaligus sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2012
terkait Pendidikan Tinggi.
Direktur PENS, Aliridho Barakbah, mengungkapkan bahwa
program Doktor Terapan Sistem Siber-Fisik memiliki ciri khas tersendiri, yaitu
menyiapkan para lulusan untuk menjadi seorang problem solver, dengan membuat disertasi berdasarkan topik yang
terkait dengan permasalahan di industri secara praktis dan bervariasi. Output-nya tidak hanya Jurnal Ilmiah, tetapi juga berupa karya paten, dengan
mengukur Tingkat Kesiapan Teknologi
(Technology Readiness Level).
“Studi kasusnya harus
berawal dari problem riil yang ada di
industri, di mana problem riil
nantinya itu harus diselesaikan. Jadi dari mulai perangkatnya disertasinya
tidak boleh berawal dari ide saja, tetapi harus dari problem yang ada di industri,” kata Aliridho.
Selain itu, penerapan model
pembelajaran serta implementasi pada Doktor Terapan Sistem Siber-Fisik ini
tidak lepas dari Kurikulum Merdeka Belajar. Disertasi yang akan dibuat oleh
mahasiswa Doktoral, akan beririsan dengan program Teaching Factory (Tefa), di mana program ini akan menjadi wadah
untuk pemilihan topik. Sebagai satuan pendidikan tinggi vokasi yang telah
memiliki Tefa sebagai miniatur industri di kampusnya, program Doktor Terapan
ini akan sangat terbantu.
“Bagi perguruan tinggi yang
sudah punya Tefa, maka Doktor Terapan itu sangat menguntungkan, karena
topik-topik di dalam Tefa itu bisa diangkat menjadi problem yang harus
diselesaikan di dalam Doktor Terapan,” tambah Aliridho.
Berbagai tanggapan positif juga datang dari para
pelaku industri, mengenai program Doktor Terapan di PENS. Hal ini ditandai dengan
animo positif dan pembentukan research
group centre bersama para pelaku industri, yaitu Electric Vehicle, Energy Technology, Robotics and Industrial
Automation, Food Security and Environmental Technology. Selain itu, akan ada Open Lab Program yang memungkinkan
mahasiswa secara aktif pergi ke mitra industri untuk mencari permasalahan dan
solusi yang akan diselesaikan di laboratorium industri.
Peluncuran program Doktor
Terapan di PENS ini sejalan dengan upaya Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
dalam memenuhi keterampilan yang dibutuhkan oleh para pelaku industri. Upaya
ini dilakukan dengan cara memiliki kerja sama yang baik dan melibatkan pelaku
industri dalam mengembangkan kurikulum pembelajaran Doktor Terapan Sistem
Siber-Fisik di PENS.
Upaya mentransformasikan pendidikan vokasi telah
membuahkan hasil, khususnya pada jenjang Diploma IV, S-1, S-2, dan S-3 Terapan.
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal
Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, mengatakan, “Hasil ini sesuai dengan
laporan yang disampaikan oleh Ibu Kiki Yuliati sebelumnya di acara Ekspose
Pendidikan Vokasi 2020-2024, di mana terdapat peningkatan tren Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada jenjang tersebut meningkat sebesar 2,17%
dari tahun 2020 ke 2023,” ujar Tatang.
Tatang berharap, dengan adanya Doktor Terapan
Sistem Siber-Fisik terbaru di PENS, Jawa Timur ini dapat terus meningkatkan
kualitas pendidikan tinggi vokasi yang mampu menjadi solusi dari permasalahan
industri, dan mencapai SDM yang siap berkompetisi hingga ke mancanegara.