Pewaris Adakan Gelar Religi Majelis Gaza Di Bukit Subang

Kabupaten Subang ll Marka Berita.id. – Perjalanan religi yang digagas oleh Persatuan Wartawan Islam (PEWARIS) diikuti oleh puluhan jurnalis menuju majelis GAZA (Gerakan Akhir Zaman), pimpinan Kang Dicky Chandra, di Bukit Lebah Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, 14-15 September 2024.

Perjalanan yang cukup jauh, dari Jakarta Pusat menuju Ciater, Subang Jawa Barat diwarnai dengan kemacetan yang luar biasa di tol Bekasi, yang memaksa tim menempuh perjalanan yang seharusnya dicapai dalm 4 – 5 jam, namun harus dilalui selama 8 jam.

Sesi perjalanan religi yang diwarnai dengan diskusi antara GAZA dengan PEWARIS dengan tema diskusi “Perang dunia ke-3, (Malhamah Kubro) yang tidak lama lagi terjadi, menjadi titik balik kebangkitan Islam Nusantara”, dan pertandingan olahraga antara Tim GAZA dan PEWARIS pada cabang olahraga Bola Volly, Panahan, Menembak, tarik tambang, dan Cium rasa-rasa.

Sabtu, 14 September 2024, Dicky Chandra, yang lebih akrab dengan sebutan Kang Chandra membuka sesi Diskusi Pertama, dengan memaparkan beberapa point penting dalam pendirian Majelis GAZA, Pertama, ingin menjadi hamba Allah yang terbaik, berdasarkan HR Al Hakim 4/446, Kedua, menjadi manusia yang paling utama, berdasarkan HR Bukhari 708, dan Ketiga untuk menyelamatkan Agama Islam, sebagaimana HR. Bukhari 6561, Keempat, Menyelamatkan diri dari Fitnah Dajjal, sebagaimana HR. Muslim – 2937.

“Maksud dan Tujuan Majelis GAZA adalah : 1. Menyampaikan informasi kepada semua pihak, bahwa kita sudah memasuki fase ujung akhir zaman. Fase sangat berat yang akan dialami umat manusia, 2. Menyampaikan informasi bahwa nubuwwah Nabi Muhammad SAW, tentang mimpi-mimpi yang akan dialami umat di ujung akhir zaman, sudah terjadi saat ini, 3. Melakukan langkah-langkah yang diperlukan dalam antisipasi untuk menghadapi fase sangat berat yang sudah hampir tiba, agar bisa membantu negara dan umat dari mana pun kelompok dan agamanya,” ungkap Kang Dicky.

Baca Juga  PEMKOT TANGERANG SELATAN MELAKUKAN PERUBAHAN PERUNTUKAN TANAH SECARA SEPIHAK TANPA MELIBATKAN PT HANA KREASI PERSADA SELAKU PEMILIK TANAH

Selanjutnya, dalam sesi kedua, Kang Dicky menjelaskan tentang pemahaman GAZA yang merupakan hasil penelitian internal GAZA yang dilakukan mendalam tentang kebangkitan Islam yang akan terjadi dalam waktu dekat.

“Dasar Pertama adalah Hadis yang dikutip oleh Abdullah bin Al Harits bin Jaz`I Az Zabidi, “Sekelompok manusia datang dari arah timur, lalu menyerahkan kekuasaannya kepada Al Mahdi.” (Ibnu Majah : 4078).” Ungkap Dicky Chandra dalam pemaparannya.

“Dasar selanjutnya adalah Buku Ramalan Akhir Zaman telah mengungkapkan pernyataan-pernyataan Ali bin Abi Tholib mengenai akhir zaman yang diterima beliau dari Rasulullah. Kitab tersebut merujuk pada keberadaan suatu negara yang akan menjadi simbol kejayaan Islam di masa akhir zaman yang disebut Negeri alyaban. Negara yang disebutkan dalam Buku terrsebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut; 1. Mayoritas penduduknya adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulnya, 2. Penduduknya berasal dari kelompok Ajam yaitu orang-orang non Arab, 3. Penduduknya terkenal baik atau ramah, 4. Banyak yang mampu membaca Alquran, 5. Negara ini memiliki luas tanah yang besar, 6. Menjadi tempat yang diminati imigran dari luar (hijrah bagi banyak orang), 7. Di negara ini terdapat ratusan pulau, 8. Banyak keturunan Rasulullah, 9. Banyak gunung yang menjulang tinggi melindungi negara ini, 10. Sering terjadi gempa di sana, 10. Negara ini menjalin hubungan luar negeri dengan negara-negara di sekitarnya seperti negeri Cina di timur jauh dan negeri yang berada di belakang Laut Kuning yang memiliki nama yang mirip dengan nama raja mereka di masa lalu yaitu koreo (Korea), 11. Pada akhir zaman negara ini akan mencapai puncak kejayaannya dimana semua pulau yang dimilikinya akan terbuka saat masa Imam Mahdi dan Nabi Isa,” papar Kang Dicky selanjutnya.

Baca Juga  Kepala Disbudpora Kabupaten Bekasi : Popda ke-12 Diikuti 1581 Peserta Atlet dan Official

“Fakta lain menunjukkan bahwa Indonesia adalah Negera yang dimaksudkan adalah Isyarat tak tertulis dari Rukun Kabah, dimana terdapat 4 (empat) sudut Ka’bah, Pertama Rukun Iraqi, Rukun Yamani, Rukun Syami, dan Rukun Hajar Aswad, Pada Rukun Hajar Aswad, ketika ditarik garis lurus dari tengah Kabah menuju timur, akan melintasi Hajar Aswad yang jika ditarik garis lurus terus, akan melintasi Bukit Lebah Ciater, Subang, Jawa Barat,” tambah Dicky Chandra.

“Beberapa dasar lainnya adalah Dari Abdullah bin Al Harits bin Jaz`I Az Zabidi dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, Sekelompok manusia datang dari arah timur, lalu menyerahkan kekuasaannya kepada Al Mahdi.”(Ibnu Majah : 4078), diriwayatkan dari Tsauban, Rasulullah bersabda, sesungguhnya Allah mengumpulkan bumi untukku sehingga aku bisa melihat (kejayaan Islam) di Timur dan Barat. Dan sesungguhnya kekuasaan ummatku akan mencapai apa yang telah ditampakkan untukku. Aku diberi dua harta simpanan: Merah dan putih. (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi),”

Baca Juga  Jurnalis Independen Turut Berbahagia Putra Dewan Pakar FPII Lulus Diktukba Bintara Polda Jatim

Dalam Diskusi selanjutnya, Kang Dicky Chandra secara tegas membicarakan tentang telah hadirnya Mahdi (al-Mahdi) saat ini sebagai pertanda mulainya kebangkitan Islam di dunia.

“Saat ini, Majelis GAZA meyakini bahwa telah hadir al-Mahdi yang akan menjadi penuntun Umat Islam dalam Kebangkitannya, Majelis GAZA meyakini beliau adalah Muhammad Qasim yang saat ini berada di Pakistan, hal ini diyakini berdasarkan Mubasyirat (Mimpi yang nyata) dari berbagai orang-orang yang menjadi kepercayaan Majelis GAZA dan kesaksian dari berbagai orang-orang yang menyatakan bahwa Muhammad Qasim adalah al-Mahdi,” Ungkap Kang Dicky Chandra selanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Lucky Indrawan (Ketua Umum PEWARIS) mengungkapkan bahwa “Wisata Religi PEWARIS 2024 ini adalah salah satu bagian dari program yang akan dilakukan secara berkala, dimana PEWARIS berharap dapat menjadi corong bagi Jurnalisme Islam dalam melakukan syiar-syiar agama, namun lebih mengedepankan Jurnalisme berbasis data dan Etika dalam menjadikannya berita yang layak untuk di konsumsi,” Tutupnya.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *