BEKASI, Markaberita.id – Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air (P3 TGAI) yang sedang dikerjakan oleh Kelompok Tani (PokTan) Berdikari berlokasi di Kampung Sayuran Kelurahan Kertasari kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi diduga dalam pekerjaannya asal jadi dan buruk mutu.
Hal ini dijumpai ketika team media melakukan penelusuran kelokasi dan menemukan adanya ke janggalan bahan material pasir yang bercampur limbah batu bara dan pekerjanya tidak pakai K-3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Selain itu disinyalir pekerjaannya tidak sesuai spek dan buruk mutu, bangunan fisiknya dikerjakan oleh pelaksana Swakelola Poktan Berdikari dengan sistem borong, bukan secara swakelola.
Pekerjaan saluran air P3-TGAI mendapat sorotan dari kepala kordinator jawabarat DPP LSM SIRA (Suara Independen Rakyat Adil), Yusuf Supriyatna mengatakan kepada team Media Online dilokasi kegiatan.
“Saya langsung investigasi kelokasi kegiatan tersebut, saat pengerjaan bangunan fisik yang menggunakan pasir kualitasnya buruk/jelek, berwarna hitam pekat, yang menurut keterangan para pekerja menggunakan pasir limbah batu bara,” jelasnya.
Masih kata Yusuf, selain menggunakan material pasir bermutu jelek dan pemasangan batunya- pun di pendam kelumpur dan tidak menggunakan cerucuk bambu bahkan keadaan banjir dan boplang nya pun menggunakan bambu yang di belah, Jelas ini bahwa menurut dugaan bahwa kegiatan tersebut dikerjakan asal-asalan dan hanya ingin meraup keuntungan besar tanpa memperhatikan kualitas dan kuantitas bangunan,” ucap Yusuf.
“Memang kegiatan ini baru berjalan beberapa hari yang lalu, tetapi jika awalnya saja dikerjakan seperti ini bagai mana nanti selanjutnya bisa jadi amburadul, kasian kepada petani yang sangat mengharapkan pembangunan saluran air irigasi tapi pekerjaannya seperti ini, kalau dalam pengerjaanya asal-asalan tidak akan bisa bertahan lama contohnya di tahun 2022 pekerjaan P3-TGAI sudah ambruk di sebelah yang sekarang lagi di kerjakan, karena pekerjaan tersebut amburadul dan ini sangat di sayangkan ketika pemerintah menggelontorkan anggaran untuk masyarakat Petani malah di jadikan ajang bisnis oleh oknum Poktan Berdikari, dan rugi dong uang rakyat sudah keluar besar, tapi tidak bisa menjaga kualitasnya,” jelasnya.
“Saya meminta agar pihak BBWSC propinsi pusat terjun langsung ke lokasi kegiatan di kelurahan kertasari kecamatan pebayuran memonitoring kegiatan tersebut ke lapangan, karena kgiatan tersebut seperti lanjutan kegiatan BBWSC TH 2023 yang sudah banyak yang roboh dan terbalik baru hitungan bulan dah bayak yang ambrol.
BBWSC (Balai Besar Wilayah Sungai Citarum) melalui Dinas PUPR Provinsi dengan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air dan Irigasi (P3-,TGAI) menggelontorkan anggaran berasal dari APBN senilai Rp.195.000.000; tentunya para petani berharap hasil pekerjaan yang bagus dan baik secara kualitas maupun kuatintas.
(TIR-Red)