Solo,Markaberita.id
Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024 menjadi momentum penting bagi pengembangan olahraga para e-sport di Indonesia. Ajang tersebut diharapkan mampu memunculkan bibit-bibit atlet potensial yang dapat bersaing di ASEAN Para Games (APG) 2025.
Diketahui, para e-sport menjadi cabang olahraga baru yang dipertandingkan di PEPARNAS. Cabang tersebut mempertandingkan e-football tuna daksa dan Mobile Legend tuna daksa (ekshibisi).
Head of Academy Garudaku, Robertus Aditya, mengatakan debut para e-sport di Peparnas XVII sangat strategis. Hal ini karena ajang tersebut dapat menjadi kawah candradimuka bagi atlet-atlet para e-sport untuk memaksimalkan bakat menjelang APG 2025 di Thailand.
“Saya dengar e-sport sudah pasti dipertandingkan di APG. Tentu kehadiran para e-sport di Peparnas penting sebagai batu loncatan menuju event yang lebih besar,” ujar Robertus saat ditemui di venue para e-sport di Adhiwangsa Hotel & Convention, Rabu (9/10).
Garudaku adalah platform resmi yang dikembangkan Pengurus Besar E-Sports Indonesia (PB ESI) untuk mendukung perkembangan ekosistem e-sports di Indonesia. Robert, sapaan akrabnya, mengatakan Peparnas dapat menjadi sarana sosialisasi dan menggembleng kemampuan bagi atlet e-sport difabel.
Lewat ajang tersebut, dia menekankan bahwa kaum disabilitas memiliki kesempatan yang sama untuk bertarung di kancah Asia.
“Dengan adanya Peparnas, kita sudah punya potensi-potensi untuk bisa diundang di seleksi nasional,” ujar Robert.
Ajang Uji Coba
Pihaknya melihat para atlet yang bertarung di Peparnas XVII kali ini memiliki potensi dan semangat tinggi untuk berkembang.
“Ini yang menarik. Kami melihat mereka benar-benar antusias untuk belajar. Aktif di diskusi-diskusi soal game,” ujarnya.
Sebagai informasi, ajang e-football tuna daksa diikuti tujuh atlet dari penjuru Indonesia. Adapun ajang Mobile Legend yang berstatus ekshibisi diikuti 19 atlet. Pada dua hari, Senin-Selasa (7-8/10/2024), peserta ekshibisi diberi materi seputar transisi dari gamer menjadi atlet profesional.
Tak hanya kemampuan teknikal, para atlet diberi ilmu soal pentingnya nutrisi, mental, cara latihan, dan pemanasan sebelum bertanding. Sementara mulai Rabu, peserta ekshibisi Mobile Legend mulai praktik bertanding dalam coaching clinic.
“Hari ini (Rabu) para atlet mulai memegang device atau handphone. Semua atlet kami beri device dengan standar yang sama. Diharapkan mereka sudah terbiasa dengan device tersebut sehingga tidak kaget jika mereka lanjut ke ajang internasional,” ujar Technical Delegate (TD) Para E-Sport Peparnas XVII, Kent Trufano.
Senada dengan Robert, Ken melihat para atlet e-sport di Peparnas XVII memiliki tekad kuat untuk berkembang.
“Untuk ajang ekshibisi, kami memang hanya menyediakan penginapan. Namun mereka tetap datang. Ada yang dari Bandung, Padang dan kota lain. Saya melihat ada antusiasme tulus mereka untuk belajar,” ujar Kent.
Lebih lanjut, Kent melihat banyak bakat terpendam dari ajang para e-sport. Dia menyebut bukan tak mungkin atlet difabel di cabang ini dapat menyamai atlet umum di cabang e-sport yang sudah lebih dulu bergelimang gelar di ajang internasional.
“Kami melihat ada potensi tinggi dari mereka untuk gabung timnas atau menjadi pemain profesional, karena memang belum digali jadi belum terlihat,” jelasnya. (Red)