Adu Kuat Timses & Isyarat Prabowo Di Pilgub DKI Jakarta

Markaberita.id | Jakarta – Keberadaan tim sukses merupakan faktor penting dalam pemenangan seorang calon Kepala Daerah. Berbagai cara dilakukan Tim Sukses untuk mempengaruhi sikap dan perilaku pemilih meskipun kadang keberadaan tim sukses ibarat pedang bermata dua, yaitu bisa menguntungkan atau malah membebani.

Seperti halnya kontestasi politik di Pilkada DKI Jakarta tahun 2024 ini, harus diakui ada peran para pimpinan tim pemenangan yang berhasil mempengaruhi suara pemilih meskipun tidak terlihat namun terbaca kinerjanya melalui data yang dirilis berbagai lembaga survei, di mana pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono dan pasangan nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno terus bersaing sengit merebut hati warga Jakarta dengan raihan suara yang beda tipis dari hasil tiga lembaga survei ternama.

Maaf, kita sedang tidak membahas pasangan jalur perseorangan Dharma Pongrekun dan Kun Wardana yang terus tertinggal jauh. Dan kembali pada peranan para pimpinan tim pemenangan, kita sebut saja Ahmad Ariza Patria yang merupakan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta dan Prasetio Edi Marsudi, keduanya sama sama berpengalaman di level eksekutif dan legislatif, sama-sama tokoh pemuda KNPI dan sama-sama dikenal memiliki komunikasi dan kemampuan elektoral yang baik di DKI Jakarta.

Keduanya bukan kali pertama bertemu, sebelumnya saat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra dipimpin almarhum Mohammad Taufik, Ariza Patria turut terlibat memenangkan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada Pilkada 2017 silam yang juga berhadapan dengan Prasetio Edi Marsudi selaku ketua tim pemenangan pasangan Ahok-Djarot.

Baca Juga  Rumania Kalah dari Belanda dengan Skor 0-3 di Euro 2024

Hasilnya beda tipis, memang Prasetio harus menerima kekalahan pada periode itu lantaran jagoannya tersandung kasus penistaan agama, akan tetapi hasil realcount 42,05% untuk pasangan Ahok-Djarot merupakan kemenangan yang sebenarnya di tengah polarisasi yang begitu mengerikan kala itu.

Hari ini pimpinan Banteng Muda Indonesia itu terus bergerak bersama Pramono Anung bagaikan magnet yang terus menarik, tak heran politisi Nasdem Bestari Barus terlihat dalam simpul kekuatan pasangan nomor urut 3. Padahal diketahui jika kader Nasdem yang satu ini merupakan orang dekat Surya Paloh yang partainya sendiri merupakan partai pendukung Ridwan Kamil-Suswono.

Dan sangat mencengangkan, Pramono Anung terus mendapat banyak dukungan dari berbagai individu maupun kelompok yang ada di Ibu Kota. Selain itu dari segi personal, baik Pramono Anung dan Rano Karno sudah memiliki kedekatan dengan suporter Persija Jakarta, The Jakmania berikut para dedengkotnya, pasangan itu pun begitu terbuka lebar hingga dituntun oleh Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi Kwitang yang merupakan ulama sentris di Jakarta.

Ini adalah momen terbaik sepanjang sejarah politik DKI Jakarta di mana kader partai nasionalis PDI Perjuangan mendapatkan tempat di kelompok NU non struktural.

Sedangkan Ariza Patria harus meninggalkan Ridwan Kamil dan Suswono lantaran dirinya didapuk sebagai Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal di Kabinet Merah Putih. Tentu kinerjanya sebagai ketua tim pemenangan kurang optimal, meskipun ia masih boleh terlibat dalam urusan kampanye.

Baca Juga  Politisi PDIP Jadi Penghubung Bandar Judi Online, Rano Karno Dilaporkan ke Bawaslu DKI Jakarta

Hal serupa juga terjadi di Pilkada Jawa Tengah, Ketua tim pemenangan cagub nomor urut 1 Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen, AM Putranto ditunjuk Presiden Prabowo Subianto menjadi Kepala Kantor Staf Presiden (KSP).

Berdasarkan informasi yang diterima markaberita, dikabarkan sejumlah awak kapal mulai ‘blingsatan’ lantaran ditinggalkan pimpinannya. Sejumlah spekulasi pun bermunculan dengan adanya pergeseran konsentrasi kepala pemenangan. Lantas apakah atmosphere ‘blingsatan’ itu juga terasa di kubu Ariza Patria? Jawabnya bisa iya bisa tidak.

Namun belakangan, Ariza menegaskan jika kubunya bersama 16 partai pendukung termasuk Partai Buruh masih solid dan kompak untuk memenangkan jagoannya dengan cara-cara yang santun dan mengedepankan program-program yang dapat diterima oleh masyarakat. Bahkan ia yakin jika Ridwan Kamil-Suswono akan menang satu putaran karena selalu unggul berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei.

Direktur eksekutif Jakarta Barometer Jim Lomen mengatakan, dari dua peristiwa tersebut bisa jadi Presiden Prabowo Subianto telah memberikan isyarat jika dirinya tidak benar-benar ‘sreg’ pada pasangan Ridwan Kamil dan Suswono. Terlebih adanya pemanggilan Pramono Anung ke kediaman presiden terpilih Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara beberapa waktu lalu hingga 1 jam lamanya.

Menurut Jim, bagi Presiden Prabowo siapa pun yang memenangkan Pilkada DKI Jakarta itu tidak penting, karena yang penting adalah harmonisasi menuju Indonesia emas dan persiapan transisi perpindahan ibu kota. Apalagi belakangan Ridwan Kamil juga sudah dipanggil oleh Presiden.

Baca Juga  Merasa Terancam, Anak Wartawan Korban Kebakaran Berharap Bisa Ngomong 4 Mata Dengan Kapolda Sumut

“Ini bisa disimpulkan bahwasanya Presiden terpilih saat ini tidak lagi ‘cawe-cawe’ dalam urusan Pilkada,” ungkap saat berbincang-bincang dengan markaberita, Jumat (1/11/2024).

Jim menjelaskan, harmonisasi antara presiden dan calon gubernur DKI Jakarta memang diperlukan jika kita mengingat adanya visi ”Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045”. Selain itu pemimpin Jakarta saat ini memang harus bisa bekerja sama penuh selaras dengan pemerintah pusat untuk menyelesaikan proses transisi perpindahan ibu kota.

“Sehingga tidak heran jika kedua calon potensial itu turut bertemu presiden,” ucapnya.

Kendati begitu berdasarkan analisia Redaksi Markaberita, Cak Lontong, Prasetio Edi Marsudi dan seluruh elemen pendukung Pramono-Rano, masih harus berhadapan dengan militansi kader PKS yang sudah teruji kegigihannya di berbagai kesempatan pemilu, apalagi berdasarkan survei teranyar LSI Denny JA menyebut jika pasangan nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono unggul tipis dari paslon nomor urut 3 dengan raihan 37,4% untuk Ridwan Kamil-Suswono dan 37,1% untuk Pramono-Rano.

Dengan demikian, bisa dikatakan jika perjalanan Pilgub DKI Jakarta masih panjang atau berpotensi dua putaran. Namun akankah Dewi Fortuna masih bersama PKS di Pilgub kali ini tanpa adanya figure Anies Baswedan dan barisan anak Abah yang sudah berkumpul di kubu Pramono Anung-Rano Karno,semua itu akan terjawab setelah tanggal 27 November 2024. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *