Markaberita.id – Jakarta | 15 November 2024. Geisz Chalifah, salah satu loyalis Anies Baswedan, membuka suara dengan reaksi keras terhadap elit Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang kini meminta dukungan dari Anies Baswedan setelah sebelumnya meninggalkannya dalam Pilgub DKI Jakarta 2024.
Reaksi tersebut disampaikan Geisz melalui akun Instagram resminya, menyertakan artikel berjudul “Kekecewaan Anak Abah” yang ditulis oleh Tarmidzi Yusuf.
Artikel yang diterbitkan pada 13 November 2024 di Purwakarta tersebut mengungkapkan kekecewaan mendalam terhadap manuver PKS yang sebelumnya merasa dirugikan setelah memberikan dukungan untuk Anies.
Dari adanya reaksi ini, jelas jika seolah-olah PKS hanya menjadikan Anies Baswedan sebagai alat tawar politik, yang akhirnya mengakibatkan kegagalan pencalonan Anies dalam Pilgub DKI Jakarta 2024, yang kemudianmengalihkan dukungannya kepada Ridwan Kamil.
Tarmidzi Yusuf menjelaskan lebih lanjut dalam tulisannya, bahwa hubungan antara Anies Baswedan dan PKS sempat tegang selama masa pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta beberapa waktu lalu.
Ketegangan itu dipicu oleh manuver para jubir PKS yang mengeluarkan ultimatum soal deadline dukungan pada 4 Agustus 2024. Manuver tersebut, menurut Tarmidzi, adalah sebuah kebohongan, karena pihak Anies tidak pernah menyebutkan adanya deadline tersebut.
Di tengah ketegangan tersebut, Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, justru tampak diam, berbeda dengan sikap Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, dan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, yang memilih berdiplomasi secara baik-baik.
Selanjutnya, PKS malah beralih mendukung Ridwan Kamil, yang mendapatkan dukungan kuat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), sementara PKS dinilai telah “membegal” partai-partai yang mendukung Anies dalam Pilpres 2024. Meski manuver kontroversial ini belum reda, hubungan antara Anies dan PKS semakin renggang, terutama setelah adanya cuitan dari mantan Presiden PKS, Tifatul Sembiring, yang menyebut bahwa PKS merasa rugi mendukung Anies di Pilpres 2024.
“bahwa seharusnya PKS merasa malu atas tindakan mereka yang meninggalkan Anies Baswedan di tengah jalan dengan manuver yang tidak berbudi pekerti,” demikian bunyi artikel itu yang ditulis Tarmidzi Yusuf itu.
Namun, kini, setelah terpojok di Pilgub Jawa Barat dan Jakarta, PKS kembali membutuhkan dukungan Anies untuk memenangkan pilkada di kedua daerah tersebut.
“Tidak ada adab dalam tindakan PKS yang meninggalkan Anies. Mereka kini datang kembali dengan harapan bisa mendapatkan dukungan dari Anies untuk Pilgub Jawa Barat dan Jakarta, setelah sebelumnya meninggalkan luka bagi ‘Anak Abah’,” sambung Tarmidzi Yusuf dalam artikel tersebut.
Dengan situasi politik yang semakin memanas, PKS tampaknya harus menanggung konsekuensi dari manuver yang mereka lakukan di masa lalu, sementara Anies Baswedan, yang sempat dipinggirkan, kini menjadi sosok yang dibutuhkan kembali oleh partai-partai yang sebelumnya menjauh.
Lantas apakah Anies Baswedan bersedia memberikan dukungannya untuk PKS di Pilgub Jawa Barat dan DKI Jakarta. Jelas dalam pertemuan PKS dan Anies di pendopo Lebak Bulus kemarin secara halus mantan Gubernur DKI Jakarta itu menolak.
Hal itu terungkap saat di konfirmasi wartawan yang bertanya kepadaAnies, apakah akan ikut kampanye pasangan calon Ahmad Syaikhu-lham Habibie.
Kata Anies, menunggu perkembangan selanjutnya. Bahkan yang dinanti-nanti Anak Abah di Jawa Barat adalah pernyataan terbuka Anies mendukung Ahmad Syaikhu-llham Habibie justeru tidak ada sama sekali selain hanya doa untuk Ahmad Syaikhu-lham Habibie.
Yang kemudian Ahmad Syaikhu berharap, “Ya kita sangat berharap kalau Pak Anies nanti ada waktu sedia (berkampanye),
maksudnya ada sisa waktu untuk beberapa kali pertemuan. Insyaallah (diajak jalan-jalan di Jabar).” Sahut Ahmad Syaikhu
Dalam kolom komentar, Geis menegaskan kembali, jika punya malu seharusnya PKS malu.
“Kemarin PKS campakkan Anies dengan manuver bohong para Jubir PKS dan cuitan Tifatul Sembiring rugi dukung Anies. Kini saat terjepit di Pilgub Jawa Barat dan Jakarta butuh dukungan Anies. Ahmad Syaikhu-llham Habibie dan RIKA-Suswono terancam kalah di Pilgub Jawa Barat dan Jakarta,” tutupnya. (Red)