Sekda Jabar Herman Suryatman Dorong Pelaku Pariwisata Kelola Sampah Mandiri

 

Kota Bandung,Markaberita.id

Sekda Jabar Herman Suryatman mendorong pelaku pariwisata bisa mengolah sampahnya secara mandiri terutama sampah makanan.

Sampah makanan sangat dominan di hotel, kafe resto, atau termpat wisata yang ada kulinernya. Sampah makanan bisa bersumber dari sisa makanan konsumen (_food waste_), bisa juga dari proses produksi (_food loss_) di area dapur.

Herman menekankan hal ini saat bertemu dengan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jawa Barat di Graha PHRI Jabar, Jalan Sukabumi, Kota Bandung, Jumat (15/11/2024).

“Saya melakukan pengamatan ke beberapa restoran, hampir semua piring pengunjung ada sisa makanan. Jarang sekali ada piring yang bersih. Ini menunjukkan adanya potensi besar sampah makanan,” ujar Herman Suryatman.

Baca Juga  HARI JADI KE-79 JABAR Bey Machmudin Sampaikan Capaian Indikator Makro Pembangunan

Menurut Herman, pengolahan sampah mandiri sangat krusial terutama di daerah pariwisata. Di Jabar sendiri daerah potensial pariwisata seperti Bandung Raya, Pangandaran, Garut, Bogor, serta daerah lain yang punya bentang alam indah.

Ia mencontohkan sampah di Bandung Raya yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat.

Setelah melalui berbagai pengetatan, seperti pelarangan sampah organik per 1 Januari 2024, maupun pengurangan ritase pengiriman truk sampah, produksi sampah Bandung Raya yang dikirim ke TPA Sarimukti bisa ditekan menjadi 1.750 ton per hari.

Namun “Bandung lautan sampah” berpotensi terjadi karena TPA Sarimukti kondisinya sudah _overload_, sedangkan TPPAS Legoknangka saat ini masih berproses.

Baca Juga  Kota Bandung, - Bertempat Di Gedung Graha Mandiri Kota Bandung, Kecamatan Regol, Milad Ke 3 (tiga) Lsm Prabhu Indonesia Jaya Berlangsung Meriah dan dihadiri seluruh pengurus Lsm prabu Indonesia Jaya, Minggu (27/10/2024).

Di satu sisi, sampah yang dikirim ke TPA Sarimukti boleh jadi berkurang, tapi belum tentu kondisi nyata sampah di empat daerah juga berkurang.

Menurut Herman, pengelolaan sampah mandiri pada industri pariwisata bisa dilakukan dengan membuat infrastruktur sampah seperti mesin pencacah plastik, magotisasi, kompostisasi.

Langkah lain, kata Herman, mengurangi sampah makanan misalnya dengan mengedukasi dan memberi imbauan pengunjung agar menghabiskan makanannya, pesan makanan secukupnya, atau bawa pulang sisa makanan untuk dimakan di rumah atau diberikan kepada yang membutuhkan.

Imbauan bisa dipasang misalnya di stiker agar bisa dibaca pengunjung, atau bisa melalui suara pengumuman. Tentu saja dengan cara komunikasi yang positif dan menginspirasi, bukan menyinggung pengunjung.

Baca Juga  Faizal Hafan Fariz Bebekan 9 Program Calon Bupati BN. Holik - Faizal Bersama Warga dan Relawan MACHO

“Setiap hari hotel-hotel menyediakan sarapan bagi tamu. Jika ada makanan yang tidak habis, ke mana perginya? Apakah dibuang? Kami ingin makanan ini bisa dimanfaatkan untuk membantu masyarakat miskin atau yang membutuhkan,” kata Herman.

“Langkah ini tidak hanya membantu masyarakat yang membutuhkan, tetapi juga mengurangi jumlah sampah secara signifikan,” tambahnya.

Agar gerakan sampah mandiri di sektor pariwisata ini berjalan secara masif, Pemda Provinsi Jabar akan membentuk tim khusus.

“Kami akan menyiapkan tim khusus dan menggelar rapat lebih lanjut untuk menyempurnakan konsep ini. Targetnya, di satu sisi sampah menjadi nol, di sisi lain ada manfaat besar bagi masyarakat,” tutup Herman. (Ar)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *