Markaberita.id | Jakarta, 6 Desember 2024 – Tokoh masyarakat Betawi, Haji Nuri Thaher, yang akrab disapa Babe Nuri, menyerukan perdamaian kepada seluruh calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta pasca Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024. Sebagai figur yang dikenal luas dengan julukan “Dedengkot Betawi” berkat perannya dalam mendirikan Badan Musyawarah (Bamus) Betawi, Babe Nuri mengajak semua pihak untuk kembali merajut persatuan demi Jakarta yang lebih baik.
“Pilkada sudah selesai, mari kita rajut kembali persatuan dan kesatuan. Tidak ada lagi pengkotak-kotakan. Kita semua harus bersatu agar lebih akur, lebih guyub, dan penuh kekeluargaan,” ujar Babe Nuri dalam konferensi pers bertajuk “Pilkada Jakarta Sudah Selesai, Warga Jakarta Tidak Butuh Putaran ke-2”. Acara ini digelar di kediamannya di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, kemarin.
Acara tersebut turut dihadiri sejumlah ulama dan relawan dari berbagai pasangan calon, seperti Ridwan Kamil-Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, serta Pramono Anung-Rano Karno.
Babe Nuri menekankan bahwa gubernur dan wakil gubernur terpilih harus fokus pada program-program yang meningkatkan kesejahteraan warga Jakarta, terutama melalui penciptaan lapangan kerja. Ia juga berharap pasangan Ridwan Kamil-Suswono, yang dikenal dengan nama RIDO, dapat menerima hasil Pilkada dengan lapang dada.
“Pasangan RIDO harus meridhoi hasil ini. Mereka sudah didukung banyak pihak, bahkan hingga didoakan di Mekah. Namun, mungkin doa itu belum sepenuhnya terkabul. Sebagai sesepuh Betawi, saya tetap menghormati mereka dan mendalami program-program yang mereka tawarkan,” ujar Babe Nuri.
Ia kembali menegaskan bahwa saat ini tidak ada lagi persaingan antar pasangan calon. Fokus utama sekarang adalah keberpihakan pada warga Jakarta melalui program-program konkret, terutama yang menciptakan lapangan kerja.
“Jika lapangan kerja tercipta, pengangguran akan berkurang. Warga Jakarta akan menjadi lebih sejahtera, bersahabat, dan bahagia,” tegasnya.
Babe Nuri juga menyatakan kesiapannya untuk membantu pemimpin terpilih dalam menyelesaikan berbagai permasalahan Jakarta, termasuk dualisme dalam kepengurusan Bamus Betawi.
“Program kerja gubernur hanya setengahnya saja. Setengahnya lagi adalah aspirasi masyarakat. Untuk menyukseskan program kerja tersebut, diperlukan kerja sama yang baik antara pemimpin dan warga,” tambahnya.
Sebagai tokoh panutan yang telah memberikan masukan kepada pemimpin Jakarta sejak era Gubernur Sutiyoso hingga Anies Baswedan, Babe Nuri juga menyoroti pentingnya perhatian terhadap layanan kesehatan masyarakat dan penataan kawasan kumuh.
“Gubernur terpilih harus lebih peduli terhadap layanan kesehatan masyarakat, seperti peningkatan fasilitas rumah sakit, serta perbaikan kawasan kumuh yang masih banyak di Jakarta,” pungkasnya.(Red)