Muncul Petisi Copot Gus Miftah dari Jabatan, FPPN: Lebih Baik Gus Miftah Mundur

Markaberita | Jakarta – Insiden yang terjadi pada acara Magelang Bersholawat pada 27 November 2024 memicu kekecewaan publik. Gus Miftah, yang menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden, mendapat sorotan tajam setelah melontarkan kata-kata kasar, “goblok”, kepada seorang pedagang es teh yang tengah menawarkan dagangannya kepada para jamaah.

Kejadian tersebut terjadi di tengah acara yang dihadiri ribuan orang. Dalam video yang beredar di media sosial, Miftah terlihat berbicara dengan nada tinggi kepada pedagang es teh yang sedang melayani jamaah. Miftah diduga merespons permintaan pedagang yang dianggap mengganggu jalannya acara dengan kata-kata kasar. Belakangan, Gus Miftah mengungkapkan permohonan maaf, dan bahkan melakukan aksi dengan membeli seluruh barang dagangan pedagang tersebut dalam kesempatan lainnya.

Meski telah meminta maaf, tindakan Miftah tetap tidak menyurutkan kemarahan publik. Sebagai pejabat publik, Miftah diharapkan menjadi teladan dengan menunjukkan sikap yang baik. Hal ini semakin memanas dengan beredarnya tujuh petisi daring di situs Change.org yang mendesak agar Miftah dicopot dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden.

Baca Juga  DKI Jakarta Hasil Maksimal PON XXI/2024 Aceh-Sumatra Utara

Petisi-petisi tersebut menyatakan bahwa pernyataan Miftah tidak hanya merendahkan martabat pedagang kecil, tetapi juga mencoreng citra lembaga yang ia wakili. Salah satu petisi menyatakan, “Seorang pejabat publik harus menunjukkan sikap yang lebih bijaksana dan menghargai masyarakat, bukan merendahkan mereka.”

Banyak pihak yang berpendapat bahwa tindakan Miftah bertentangan dengan semangat Magelang Bersholawat, yang seharusnya mengedepankan kedamaian, toleransi, dan saling menghormati. Pedagang es teh tersebut, yang identitasnya belum diungkapkan, juga mendapat dukungan dari sejumlah pihak yang menyesalkan sikap Miftah.

Presidium Forum Pemuda Peduli Nusantara (FPPN), Rian, menilai bahwa kemunculan petisi tersebut adalah hal yang wajar meski Gus Miftah telah meminta maaf. Rian mengatakan bahwa di era digital seperti sekarang, sanksi sosial yang datang dari masyarakat tidak bisa dihindari.

Baca Juga  Camat Cabangbungin Pimpin Giat Apel Pasukan Pengamanan Tahun Baru 2024.

“Wajar jika muncul sanksi sosial yang lebih berat. Mungkin ini cara Tuhan menegur Gus Miftah yang cenderung pongah, apalagi kontroversi yang dilakukannya sudah cukup sering,” ujar Rian saat dihubungi Markaberita.

Lebih lanjut, Rian menyarankan agar Gus Miftah, sebagai ulama kharismatik yang memahami ideologi Pancasila, mundur dari jabatannya secara terhormat. “Bukan soal efek petisi itu, tetapi untuk sadar diri dan tahu diri, mundurlah dengan cara yang terhormat. Itu lebih baik,” tambahnya.

Hingga kini, petisi tersebut telah ditandatangani oleh lebih dari 270 ribu orang, dan jagat maya terus dipenuhi dengan aksi cosplay Gus Miftah, serta komedi satir yang muncul dari netizen dan konten kreator.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *