Markaberita.id | Jakarta – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat, Rachland Nashidik, mengingatkan pentingnya sikap kesatria dalam menghadapi hasil Pilkada. Ia mencontohkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang dengan tegar mengakui kekalahannya dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
“AHY dengan kesatria memberi concession speech, tegar mengakui kekalahan, bahkan pada tahapan quick count,” tulis Rachland melalui akun media sosial X miliknya, Rabu (11/12/2024).
Rachland berharap, kekalahan pasangan Ridwan Kamil dan Suswono—jagoan Partai Demokrat dalam Pilkada DKI Jakarta 2024—menjadi momen refleksi untuk meniru teladan AHY. Menurutnya, sikap jiwa besar seperti itu sangat diperlukan dalam menjaga iklim demokrasi yang sehat.
“Demokrasi yang sehat butuh jiwa yang lapang,” ujar Rachland.
Dalam Pilkada DKI Jakarta 2024, pasangan calon nomor urut 1, Ridwan Kamil dan Suswono, harus puas dengan perolehan 1.718.160 suara atau 39,40 persen. Pasangan ini kalah dari pasangan Pramono Anung dan Rano Karno, yang unggul dengan 2.183.239 suara atau 50,07 persen.
Sementara itu, pasangan independen nomor urut 2, Dharma Pongrekun dan Kun Wardhana, berada di posisi terakhir dengan perolehan 459.230 suara atau 10,53 persen.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta melaporkan total pemilih yang menggunakan hak pilih dalam Pilkada ini mencapai 4.724.393 orang dari daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 8.214.007. Dari total tersebut, surat suara sah berjumlah 4.360.629, sementara surat suara tidak sah sebanyak 363.764.
Kekalahan Ridwan Kamil dalam Pilkada ini diharapkan menjadi pelajaran penting bagi Partai Demokrat untuk mencontoh langkah AHY di masa lalu. Menurut Rachland, pengakuan terhadap hasil pemilu adalah bagian dari penghormatan terhadap demokrasi.
Ridwan Kamil belum memberikan pernyataan resmi terkait hasil Pilkada ini. Namun, desakan agar ia segera memberikan concession speech seperti yang dilakukan AHY pada 2017 kian mengemuka di media sosial dan berbagai forum politik.
Pilkada DKI Jakarta 2024 ini menjadi salah satu kontestasi politik paling bergensi dalam sejarah ibu kota, di saat PDI Perjuangan mengalami kekalahan di sejumlah tempat. Rachland menutup pernyataannya dengan mengingatkan bahwa demokrasi akan semakin kuat jika semua pihak menghormati hasil pemilu dengan jiwa besar. (Red)