Markaberita.id | Jakarta – Sebuah video yang memperlihatkan pernyataan Permadi, Wakil Ketua Sekretariat Bersama (Sekber) Koordinator Nasional Pemenangan Prabowo-Gibran, tersebar luas di aplikasi perpesanan WhatsApp. Dalam video tersebut, Permadi menyampaikan pandangannya terkait kasus yang melibatkan Gus Miftah dan meminta evaluasi terhadap posisi Utusan Khusus Presiden untuk Toleransi dan Moderasi Beragama.
“Yang terhormat Bapak Presiden Prabowo, izin, nama saya Permadi, Wakil Ketua Sekber Koordinator Nasional Pemenangan Prabowo-Gibran,” ujar Permadi dalam video tersebut.
Permadi menilai kasus ini menjadi momen penting bagi Presiden Prabowo untuk mengevaluasi jabatan tersebut. Ia menegaskan bahwa posisi itu seharusnya diberikan kepada seseorang yang benar-benar kompeten di bidangnya, bukan berdasarkan kedekatan politik atau jasa dalam tim sukses.
“Kasus Gus Miftah ini adalah kesempatan Bapak Presiden untuk mengevaluasi posisi Utusan Khusus Toleransi dan Moderasi. Mohon diberikan bukan karena jasa di tim sukses, tapi berikanlah posisi tersebut kepada orang yang kompeten di bidangnya,” tegasnya.
Permadi juga menyoroti beberapa kasus intoleransi yang terjadi baru-baru ini, termasuk pembubaran ibadah umat Kristen di beberapa daerah. Menurutnya, intoleransi di Indonesia sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
“Intoleransi di negeri ini sudah sangat parah dan berbahaya. Sejak Bapak jadi Presiden saja, sudah ada tiga kasus pembubaran ibadah Kristen, seperti di Tarik, Sidoarjo, dan penolakan latihan nyanyi Natal di Bulumba, Sulawesi,” tambahnya.
Ia mengingatkan bahwa jika isu ini tidak mendapat perhatian serius, potensi konflik horizontal dan ancaman disintegrasi bangsa dapat semakin membesar. Permadi bahkan menyarankan agar posisi tersebut diberikan kepada tokoh Kristen yang mampu memberikan perhatian khusus pada kasus-kasus pembubaran ibadah.
“Saya tidak meminta jabatan, gaji saya sudah tiga kali lipat dari gaji Gus Miftah. Saya meminta kepada Bapak agar posisi ini diberikan kepada orang Kristen saja agar memberikan atensi kepada kasus pembubaran ibadah yang semakin marak ini,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Gus Miftah maupun pihak Istana terkait pernyataan Permadi tersebut. Polemik ini diperkirakan akan menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat dan memunculkan beragam respons dari berbagai pihak.(Red)