Datuak Oesman Sapta Pulang Kampuang ke Tanah Leluhur Sulit Air Sumatera Barat 18 April 2025

Markaberuta.id | Langit Sulit Air cerah, seolah turut serta menyambut langkah pulang seorang anak nageri. Di antara gemuruh riang masyarakat, senyum penuh haru menyambut kehadiran sosok yang telah menempuh jalan rantau dalam perjuangan: Dr. H. Oesman Sapta, Datuk Bandaro Sutan Nan Kayo.

Beliau datang bukan sebagai pejabat tinggi, bukan pula dalam balutan seremoni politik. Kunjungan ini murni—pulang kampung, bersilaturahmi, dan melepas rindu dengan sanak saudara, para kemenakan, serta masyarakat yang mengenal jejak langkahnya sejak dulu.

Sambutan masyarakat Sulit Air pun semarak, hangat, dan penuh penghormatan. Bagi mereka, Oesman Sapta bukan sekadar tokoh nasional; ia adalah bagian dari keluarga besar mereka, seorang urang awak yang jati dirinya ditempa oleh nilai-nilai adat, tanah, dan air di negeri permai ini.

Baca Juga  Sistim PPDB Resmi Berganti Menjadi SPMB 2025, ini Alasan Kemendikdasmen 

Di Rumah Gadang—pusaka adat tempat bernaungnya silsilah dan sejarah—beliau bersua dengan para saudara, kemenakan, dan ninik mamak. Di sinilah ia mengucapkan kalimat yang menggema di hati banyak orang: “Bertemu dengan sanak keluarga, saudara, dan anak kemenakan di Rumah Gadang adalah energi yang luar biasa bagi saya. Di sinilah saya ditempa. Sulit Air adalah negeri yang membentuk karakter dan jati diri saya hingga bisa seperti hari ini.”

Kesan mendalam juga disampaikan oleh Muhammad Rozi, Ketua Umum Pemuda GEBU Minang, yang mendampingi Datuk Bandaro dalam kunjungan tersebut. Menurutnya, kehadiran Bapak Datuk Oesman Sapta di tanah leluhur bukan hanya simbolik, melainkan wujud nyata dari komitmen budaya seorang pemimpin yang berpijak kuat pada akar.

Baca Juga  Kuasa Hukum Mantan Sekda Samsul Bahri Akan Gugat Pj Walikota Pagar Alam Terkait Mal Prosedur Administrasi

“Di tengah arus modernisasi dan westernisasi, beliau tetap memegang teguh akar budaya Minangkabau. Sebagai Ketua Umum GEBU Minang, beliau tidak pernah meninggalkan nilai-nilai itu—bahkan terus berupaya memberi ruang dan porsi, meski di tengah kesibukan beliau sebagai tokoh nasional,” ujar Rozi mantan ketua Umun KMM JAYA dengan penuh keyakinan.

Bagi generasi muda Minang, kunjungan ini menjadi pengingat bahwa tradisi bukanlah beban masa lalu, melainkan kekuatan masa depan. Sosok Datuk Bandaro menjadi cermin bahwa kearifan lokal bisa berdampingan dengan kemajuan global—bahwa tidak ada yang lebih kuat dari seseorang yang tahu dari mana ia berasal dan kemana ia akan menuju.

Hari itu, di bawah atap Rumah Gadang dan tatapan bangga masyarakat Sulit Air, tokoh besar Oesman Sapta pulang ke kampung halaman. seperti seorang anak yang kembali ke pangkuan ibu. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *