Markaberita id | Kemacetan parah yang berlangsung selama beberapa hari terakhir di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, menjadi sorotan tajam berbagai kalangan. Kemacetan ini diduga kuat terjadi akibat ketidaksiapan PT Pelindo dan para operator pelabuhan dalam mengantisipasi lonjakan jumlah truk yang masuk dan keluar dari kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.
Dalam tiga hari terakhir, tercatat lebih dari 7.000 truk per jam dipaksa melalui jalur distribusi yang kapasitas idealnya hanya mampu menampung 2.500 truk per jam. Ketimpangan kapasitas dan beban kerja ini menyebabkan antrean truk mengular hingga ke jalan-jalan utama dan merugikan banyak pihak, termasuk para pengusaha logistik, eksportir, dan pelaku UMKM yang tergantung pada kelancaran distribusi barang.
Hendra, Ketua Umum Perhimpunan Gerakan Nasional (PGN), menyebut bahwa kejadian ini tidak hanya soal teknis di lapangan, tetapi juga cerminan dari lemahnya manajemen dan antisipasi dari pihak PT Pelindo.
“Ini bukan sekadar macet biasa. Ini adalah bentuk kegagalan manajemen dalam memetakan kapasitas dan arus logistik nasional. Kalau dalam kondisi seperti ini, Pelindo tidak bisa mengelola beban operasional, maka sebaiknya Direktur Utama PT Pelindo diganti. Ini menyangkut kredibilitas perusahaan negara dan dampaknya sangat luas bagi ekonomi nasional,” tegas Hendra melalui keterangan rilisnya, Sabtu (19/04/2025).
Lanjutnya, kejadian ini harus menjadi momentum evaluasi menyeluruh terhadap kepemimpinan dan sistem kerja di tubuh Pelindo.
“Kami menilai pemerintah harus turun tangan dan tidak membiarkan stagnasi ini terjadi terus-menerus. Jika dibiarkan, kepercayaan pelaku industri terhadap infrastruktur pelabuhan nasional akan menurun drastis,” tutupnya.(Red)