Perihnya Gigitan Semut Rangrang Tak Surutkan Mulyadi, Sang Pemburu Kroto

Markaberita.id | Jakarta 23 April 2025 – Setiap pagi, Mulyadi memanggul bambu sepanjang 10 meter yang telah disambung, lengkap dengan keranjang kecil di ujungnya. Ia bukan sekadar membawa peralatan, melainkan harapan. Harapan untuk membawa pulang kroto—telur semut rangrang—yang kini menjadi komoditas berharga dalam dunia pancing, pakan burung, hingga ramuan tradisional.

Kroto, yang dalam bahasa latin dikenal sebagai Oecophylla smaragdina, dihargai sekitar Rp25 ribu per ons. Mulyadi mampu mengumpulkan 5 hingga 10 ons dalam sehari. Itu berarti, dari hasil buruannya, ia bisa meraup penghasilan antara Rp150 ribu hingga Rp250 ribu setiap hari.

Mulyadi yang berdomisili di Kampung Rambutan Jakarta Timur, dengan penuh ketelatenan, ia menyusuri kampung demi kampung, keluar masuk semak-semak, memanjat pohon demi pohon, berburu sarang semut rangrang. Tak jarang tubuhnya digigit, rasa perih menjadi bagian dari keseharian. Namun, semua itu tak menyurutkan semangatnya.

Baca Juga  PERTAMINA Feid Pendopo Bersinergi Dengan Jajaran Polres Dan Bhayangkari PALI Dalam Rangka Pembagian 100 Paket Bansos di Dua Desa

Setelah berhasil mengumpulkan kroto, Mulyadi menyetorkannya ke kios pakan ternak yang telah menjadi langganannya. Meski terdengar sederhana, profesi ini tak sepi pesaing.

“Di Jakarta, yang seperti saya ini ada ratusan. Cuma nggak kelihatan saja,” ujar Mulyadi sambil tersenyum.

Meski ada alternatif untuk beternak semut rangrang, Mulyadi memilih tetap berburu. “Kalau budidaya, butuh tempat dan modal. Saya belum sanggup,” jelasnya. Bagi Mulyadi, berburu kroto lebih fleksibel dan langsung bisa menghasilkan uang setiap hari.

Di tengah keterbatasan, Mulyadi membuktikan bahwa tekad dan kerja keras mampu menjadi tumpuan hidup. Ia mungkin hanya satu dari ratusan pemburu kroto di sudut Jakarta, namun kisahnya mencerminkan perjuangan banyak orang dalam mencari rezeki dari alam. Mulyadi bukan seorang penari Derago Dance, namun ia kerap bergoyang kekanan dan kekiri kala berburu kroto karena merasakan perihnya gigitan semut rangrang yang sesekali menggigit hingga bagian ketiak.”Udah biasa, selow aja,” kata dia.(Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *