Markaberita.id| Jakarta, 8 Juni 2025 – Saat kalender hijriah kembali menunjuk pada tanggal 10 Zulhijah, umat Muslim di seluruh penjuru Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, bersiap menyambut Idul Adha, atau Hari Raya Kurban. Lebih dari sekadar perayaan tahunan yang meriah, Idul Adha tahun ini hadir di tengah lanskap sosial yang kompleks, mengundang kita untuk merenungkan makna hakiki pengorbanan dan solidaritas dalam konteks tantangan kontemporer.
Esensi Idul Adha berakar pada kisah Nabi Ibrahim yang menunjukkan ketaatan mutlak kepada Allah, sebuah tindakan pengorbanan yang kemudian diganti dengan seekor domba. Kisah ini bukan hanya tentang kepatuhan spiritual, melainkan juga simbol tentang bagaimana melepaskan hal yang kita cintai demi tujuan yang lebih besar. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, di mana individualisme dan materialisme kerap menjadi pendorong, Idul Adha mengajak kita untuk sejenak menghentikan laju, merenung tentang nilai-nilai pengorbanan diri, dan menumbuhkan empati.
Dalam konteks Indonesia hari ini, perayaan Idul Adha memiliki relevansi yang sangat kuat. Meskipun telah ada kemajuan signifikan dalam pengurangan kemiskinan dan peningkatan akses terhadap layanan dasar, disparitas ekonomi antarwilayah masih menjadi pekerjaan rumah. Data menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia masih hidup di atas garis kemiskinan nasional, dan banyak keluarga rentan yang berada di ambang kesulitan. Di sinilah syariat kurban menjadi jembatan. Distribusi daging kurban tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga menjadi manifestasi konkret dari kepedulian sosial, mempererat ikatan antarsesama, dan memastikan bahwa tidak ada yang merasa sendirian dalam perayaan.
Selain itu, Indonesia juga menghadapi tantangan sosial lainnya, termasuk isu stunting yang masih menjadi perhatian serius, meskipun trennya menunjukkan penurunan. Semangat berbagi daging kurban, yang merupakan sumber protein penting, dapat berkontribusi pada perbaikan gizi masyarakat, khususnya bagi anak-anak di daerah yang masih rentan. Idul Adha juga dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kesejahteraan secara menyeluruh.
Namun, di balik semua kebaikan ini, kita juga harus jujur melihat tantangan. Di beberapa wilayah, isu intoleransi dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas masih mengemuka, mengancam tenun kebangsaan. Idul Adha, dengan pesan universal tentang persaudaraan dan berbagi, harus menjadi penawar terhadap polarisasi sosial. Ia seharusnya mendorong kita untuk memperluas lingkaran kasih sayang, bukan hanya kepada sesama Muslim, tetapi kepada seluruh elemen bangsa, menegaskan bahwa keragaman adalah kekuatan, bukan perpecahan.
Oleh karena itu, di Idul Adha 2025 ini, marilah kita jadikan momentum ini untuk lebih dari sekadar ritual. Mari kita resapi semangat pengorbanan Nabi Ibrahim untuk berani melepaskan ego dan kepentingan pribadi demi kemaslahatan bersama. Mari kita jadikan pembagian daging kurban sebagai simbol nyata dari solidaritas sosial, menjangkau mereka yang membutuhkan, tanpa memandang suku, agama, ras, atau golongan. Dengan demikian, Idul Adha tidak hanya menjadi perayaan yang khusyuk dan penuh berkah, tetapi juga menjadi katalisator bagi terciptanya masyarakat Indonesia yang lebih adil, sejahtera, dan harmonis.
Redaksi Markaberita.id mengucapkan Selamat Hari Raya Iduladha 1446 H/ 2025 M.(Red)