Markaberita.id | Kukar – Direktur Eksekutif Warna Research Center (WRC), Frika Faudillah, memaparkan hasil survei terbaru terkait peta dukungan masyarakat Kutai Kartanegara (Kukar) terhadap tiga pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati menjelang Pilkada 2024.
“Hasil survei yang dilakukan pada 9–18 November 2024 dengan melibatkan 1.480 responden dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada 2024 menunjukkan temuan signifikan,” ujar Frika, Kamis (21/11/2024).
Menurut survei, pasangan Dendi Suryadi-Alif Turiadi memiliki elektabilitas tertinggi, yaitu 61,7%, disusul pasangan petahana Edi Damansyah-Rendi Solihin dengan 26,2%, dan pasangan independen Awang Yacoub Luthman-Ahmad Zais sebesar 2,2%. Sebanyak 9,9% responden menyatakan tidak memilih.
Simulasi pencoblosan dengan kertas suara menunjukkan pasangan nomor urut 3, Dendi Suryadi-Alif Turiadi, meraih 62,7% suara, pasangan nomor urut 1, Edi Damansyah-Rendi Solihin, mendapatkan 30,8%, dan pasangan nomor urut 2, Awang Yacoub Luthman-Ahmad Zais, hanya memperoleh 2,3%. Sebanyak 4,2% surat suara tidak sah.
Dalam survei top of mind, pasangan Dendi-Alif kembali unggul dengan 57,4% responden memilih mereka, dibandingkan pasangan Edi-Rendi (21,4%) dan Awang-Ahmad (1,1%). Sisanya, 20,1% responden memilih nama lain atau tidak menjawab.
Survei ini juga mengukur persepsi masyarakat terhadap kinerja Edi Damansyah-Rendi Solihin selama dua periode terakhir. Hasilnya, 72,3% warga Kukar tidak menginginkan Edi Damansyah menjabat kembali sebagai Bupati karena dianggap telah cukup lama memimpin.
Sebanyak 26,7% responden menyatakan kinerja petahana sangat buruk, 40,3% merasa tidak memuaskan, sementara hanya 25,1% yang menyatakan puas atau sangat puas. Sisanya, 7,9% memilih abstain.
Keluhan Utama Masyarakat:
Infrastruktur: 70,3% warga mengeluhkan buruknya infrastruktur antarwilayah di 20 kecamatan, yang menghambat transportasi barang dan orang.
Pangan dan Pertanian: 68,2% responden, khususnya petani dan pedagang, mengeluhkan sulitnya akses BBM, pupuk subsidi, dan alat pertanian.
Air dan Listrik: 70,6% menilai pemerintahan Edi-Rendi gagal menyediakan layanan air bersih dan listrik di wilayah terpencil.
Kesehatan: 71,4% menyatakan layanan kesehatan di Kukar belum memadai, termasuk fasilitas puskesmas.
Pendidikan: 65,7% menganggap pemerintahan petahana gagal menyediakan SMA yang cukup, mengakibatkan ribuan siswa lulusan SMP tidak melanjutkan pendidikan.
Survei melibatkan 1.480 responden dengan metode multistage random sampling. Sampel ini diambil dari populasi DPT Kukar yang berjumlah 552.469 orang, dengan margin of error ±2,54% pada tingkat kepercayaan 95%.
Pengamat politik Hilman Firmansyah menilai, rendahnya approval rating Edi-Rendi menjadi faktor utama kekalahan mereka. “Approval rating di bawah 50% sering menjadi indikator kekalahan petahana,” ujar Hilman.
Ia juga menyebut tingginya elektabilitas Dendi-Alif dipengaruhi oleh citra Dendi sebagai putra daerah yang berkarir hingga pangkat Mayor Jenderal dan dukungan dari partai-partai koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Efek kemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 di Kukar turut menguntungkan pasangan ini,” tutupnya. (Red)