Gabungan Pemuda Jakarta Tolak  Penyelenggaraan Event (Djakarta Warehouse Project) DWP 2024

Markaberita.id | Jakarta – Kelompok pemuda dari berbagai organisasi dan komunitas di Jakarta, yang terdiri dari Aliansi Pemuda Jakarta (APJ), Forum Pemuda Peduli Nusantara (FPPN), Solidaritas Anak Betawi (SABET), Garda Muda Bangsa (GMB), dan Barisan Pemuda Indonesia (BPI), dengan tegas menyatakan penolakan terhadap penyelenggaraan Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 yang dijadwalkan berlangsung pada 13-15 Desember 2024 di JI-Expo Kemayoran, Jakarta Pusat.

“Kami sebagai generasi penerus yang peduli terhadap masa depan kota dan masyarakat merasa bahwa acara seperti DWP tidak sesuai dengan nilai-nilai yang seharusnya diusung dalam membangun Jakarta yang lebih baik, aman, dan bermartabat,” ujar Maulana Hasan Nudin, SH, selaku juru bicara Forum Tolak DWP 2024, pada Rabu (5/12).

Bang Mola menjelaskan bahwa pihaknya telah menyampaikan surat penolakan dan permintaan pencabutan izin kegiatan DWP kepada Polda Metro Jaya, Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, dan General Manager PT JI-Expo Internasional. Ia juga memaparkan sejumlah alasan utama penolakan tersebut:

Baca Juga  Paralimpiade Paris 2024 Resmi di Tutup, Indonesia Di Peringkat 50 

Pertama DWP, yang dikenal sebagai pesta besar dengan musik elektronik, dinilai berpotensi menciptakan gangguan sosial, termasuk perilaku meresahkan yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat. Kehadiran ribuan pengunjung dari luar kota yang sering diwarnai pesta alkohol dan narkoba dianggap dapat merusak citra Jakarta sebagai kota yang ramah dan aman.

Kemudian Bang Mola sapaan akrabnya, mengutip Surat Al-Baqarah Ayat 219 untuk menyoroti risiko penyalahgunaan narkoba dan alkohol dalam acara seperti DWP.

“Dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa dosa dari khamar dan judi lebih besar daripada manfaatnya. Kami prihatin dengan tingginya angka penyalahgunaan narkoba dan alkohol yang dilaporkan dalam acara serupa,” tegasnya. Ia juga menekankan pentingnya ruang yang lebih positif bagi generasi muda.

Baca Juga  Kunker Asda II dan Kabag Pembangunan Kota Bandung Ke Kelurahan Cibadak, Ini Rencananya

Ketiga acara besar seperti DWP dianggap hanya menguntungkan segelintir pihak, tanpa memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat Jakarta, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Bahkan, kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta dinilai tidak signifikan.

Alasan keempat, adalah sebagai kota yang kaya akan budaya dan keberagaman, Jakarta seharusnya memprioritaskan pengembangan potensi lokal. “Event yang bersifat konsumtif seperti DWP tidak sejalan dengan nilai budaya Jakarta dan tidak menciptakan ruang yang positif bagi generasi muda,” kata Bang Mola.

Kelompok pemuda ini berharap pemerintah dan penyelenggara acara lebih memperhatikan dampak sosial dan budaya dalam merencanakan kegiatan besar. Mereka juga mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mendukung acara yang memberikan manfaat positif, mendidik, dan memupuk kebersamaan.

Baca Juga  Majelis Ta'lim Darul Faroh Gelar Peringatan Maulid Nabi, Lurah Susukan Minta Warga Jaga Kondusifitas Jelang Pilkada

“Sudah saatnya Jakarta menjadi kota yang peduli terhadap masa depan generasi muda, dengan mengedepankan kegiatan yang memajukan pendidikan, budaya, dan kesejahteraan sosial,” pungkas Bang Mola.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *