Lingkaran Setan Dalam Perekonomian Global

Vicius circle

Ilustrasi

 

 

Jakarta, Markaberita.id
Kepala bank sentral top dunia mengisyaratkan kesiapan mereka untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut dan mempertahankannya tetap tinggi, karena mereka memperingatkan pasar tenaga kerja yang ketat masih mendorong kenaikan upah dan harga.
Kepala Federal Reserve AS, Bank Sentral Eropa, dan Bank Inggris memperingatkan pada sebuah konferensi di Sintra, Portugal, bahwa lebih banyak tindakan mungkin diperlukan untuk membawa inflasi turun menuju target sekitar 2 persen meskipun prediksi beberapa ekonom lebih lanjut. kenaikan suku bunga dapat memicu resesi atau krisis keuangan.
“Meskipun kebijakan membatasi, itu mungkin tidak cukup membatasi dan belum cukup lama membatasi,” Pimpinan Fed Jay Powell mengatakan pada konferensi bank sentral yang banyak ditonton. “Pasar tenaga kerja benar-benar menarik ekonomi,” tambahnya, mengisyaratkan The Fed dapat menaikkan suku bunga pada dua pertemuan berikutnya setelah berhenti bulan ini. Pasar berjangka memperkirakan 79 persen kemungkinan kenaikan suku bunga bulan Juli oleh bank sentral AS, naik dari 74 persen sebelum Powell berbicara.
Frederik Ducrozet, seorang ekonom di Pictet Wealth Management, mengatakan para bankir “tampaknya siap mentolerir resesi ringan jika itu harga yang harus dibayar” untuk mencapai target mereka.
Namun, wakil direktur IMF Gita Gopinath memperingatkan konferensi bahwa bank sentral mungkin perlu mengorbankan perjuangan mereka melawan inflasi jika suku bunga yang lebih tinggi memicu krisis keuangan sistemik.
Investor mengharapkan Fed, ECB dan Bank of England untuk menaikkan suku bunga kebijakan mereka beberapa kali lagi dalam beberapa bulan mendatang, terutama karena pertumbuhan ekonomi tetap relatif tangguh, pasar tenaga kerja masih sangat ketat dan upah meningkat dengan cepat.
Inflasi telah turun di AS dan di zona euro, tetapi tidak termasuk harga energi dan pangan, penurunannya lebih lambat. Powell mengatakan bahwa meskipun harga barang dan perumahan telah turun, The Fed masih belum melihat “perbaikan nyata” di sektor jasa padat karya.
Pimpinan  Fed menambahkan dia masih tidak berpikir resesi akan diperlukan untuk membawa penawaran dan permintaan tenaga kerja menjadi seimbang. “Tekanan upah masih tinggi tapi pasti turun,” katanya, mencatat masih ada 1,7 lowongan untuk setiap pengangguran di AS.
Christine Lagarde, presiden ECB, yang menjadi tuan rumah konferensi tersebut, mengatakan lembaganya “tidak melihat cukup bukti nyata dari inflasi yang mendasari – terutama harga domestik – stabil dan bergerak turun”.
Inflasi zona euro sebesar 6,1 persen, dibandingkan dengan 4 persen di AS dan 8,7 persen di Inggris.(Red).

 

Baca Juga  Dari pasir hingga pantai: Indonesia Bersiap untuk merasakan Glamor nya Dubai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *