Mantan Rektor Universitas Bengkulu Prof, Dr Zulkifli Husin,. SE,. M.Sc, Pernyataan Kabapanas Berbanding Terbalik

Prof dan Kabapanas

Prof. Dr. Zulkifli Husin,. SE., M.S.c (Kiri) Kapala Badan Pangan Nasional Arif Prasetyo Adi.,S.T., M.T., (Kanan)

 

 

Jakarta, Markaberita.id

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi bicara soal tingginya harga telur saat ini. Ia menyinggung masyarakat yang komplain dengan harga telur, namun bisa membeli rokok.

Saya jawabnya kebalik. Memang kita lagi setting supaya naik. Harganya Rp 32 ribu. Loh, kalau beli rokok sebungkus Rp 36 ribu nggak komplain,” katanya dalam AP Dialog dengan tema Penguatan Kemitraan dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan dari Hulu ke Hilir.

Kok beli rokok Rp 36 ribu nggak komplain, beli telur ayam sekilo 16 biji, Rp 32 ribu komplain,” lanjutnya.

Baca Juga  Henry Surya Divonis 18 Tahun Penjara dan Aset di Kembalikan ke Korban

Arief menjelaskan, saat ini Bapanas memang menyalurkan bantuan pangan ke 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS). Bantuan yang disalurkan adalah telur dan daging ayam.

Hal itu, kata dia, akan membantu para peternak. Apalagi telur yang salurkan punya kualitas bagus.

“Daerah mana yang keluarga risiko stunting, kita coba di 7 provinsi, 1,4 juta penerima manfaat, kita kirim telur, telur itu berkualitas. Membantu peternak di Blitar, membantu peternak di daerah-daerah produsen, dibeli dengan harga bagus,” bebernya.

Ia mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar harga-harga di konsumen, pedagang dan penggiling harus wajar.

Berbanding Terbalik

Professor Zulkfili Husin saat ditemui oleh awak media saat dikonfirmasi mengatakan, apa yang dinyatakan dan dikatakan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi terbanding terbalik dan tidak sebanding lurus rokok dibandingkan sama telur.

Baca Juga  DPRD Komisi IV Padang Panjang Kunjungi Kantor Sekretariat DPC PPDI

“Masak telor dibandingkan rokok, jelas berbeda doung,” tukas Professor Zulkfili.

Itulah egoisnya kaum bapak lebih mementingkan rokok daripada telor untuk melengkapi gizi anak-anaknya. oleh sebab itu bantuan subsidi untuk gizi anak-anak, harus diberikan dalam bentuk barang, jangan diberikan dalam bentuk uang. Namun tetap harus dilakukan pengawasan yang ketat juga agar tidak diselewengkan dalam bentuk kwalitas dan kuantitas nya makanan yg disubsidi, terangnya.

Kalau ingin menuntaskan stunting di Indonesia jangan banyak retrorika harus bisa di eksekusi, tambah mantan Rektor Univ Bengkulu.

Zulkfili, stunting ini masalah serius bukan masalah ecek-ecek, kalau tidak dibenahi Indonesia yang punya kelebihan demografis tetapi kehilangan penerus bangsa karena banyak penerus bangsa yang sakit dari bayi.

Baca Juga  Pemberian Vaksin Polio Putaran Kedua untuk 3.542 Balita di Bojongmangu

“Kalau stunting terjadi maka Penguasa negara ini gagal menjalankan mandat dan amanah yang sudah diberikan kepercayaan oleh rakyat, bahkan rencana pemberian pangan untuk stunting jangan sampai dibajak,”kata pria kelahiran Aceh ini.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *