Pamit Mendukung Kementrian Agama Untuk Melawan Politik Identitas

Pemilu 2024166 Dilihat

Pamit andrianto

Pamit Andrianto aktivis Keberagaman

 

Jakarta,Markaberita.Id

Isu politik identitas sudah bermunculan karena salah satu bakal calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo dalam tayangan azan di salah satu televisi swasta menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak karena dianggap sebagai politik identitas.

Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki buka suara terkait hal tersebut. Ia menilai bahwa tayangan di salah satu televisi swasta yang menampilkan Ganjar itu tak termasuk dalam politik identitas.

Kalau menurut saya, enggak [termasuk politik identitas],” ujar Saiful Rahmat Dasuki kepada wartawan di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, dikutip Rabu, 13 September 2023.

Kementerian Agama, menurutnya, terus mengampanyekan agar politik identitas tidak terjadi lagi pada Pemilu 2024. “Karena pengalaman kita kemarin beberapa kejadian itu kan cukuplah menjadi pelajaran yang besar buat kita karena dampak dari politik identitas itu kita rasakan,” katanya.

Baca Juga  Hadiri Pelantikan Pengawas TPS,Kapolsek Talang Ubi Berharap Pemilu Berlangsung Aman Dan Kondusif

Bukan Politik Identitas

Pamit Andrianto salah satu tokoh muda yang dikonfirmasi terkait isu politik identitas mengatakan, munculnya Ganjar Pranowo dalam salah satu program Adzan disalah satu televisi swasta adalah hal yang biasa, siapa saja bisa jadi bintang tamu dalam program tersebut.
“Ini adalah hal yang biasa, bukan hal-hal yang untuk dibesarkan. Siapa saja bisa menjadi bintang tamunya,”ujar Pamit.

Saat disinggung dengan pernyataan wakil Menteri Agama RI Syaiful Rahmat Dasuki adalah pernyataan yang tepat karena pernyataan itu sudah melewati kajian secara ilmiah bahkan sosial jadi bukan pernyataan yang asal bunyi.

Tambahnya, dirinya bahkan sangat setuju dan mendukung Kementrian Agama untuk tetap membasmi isu-isu politik identitas yang akan sangat berbahaya bagi Persatuan bangsa yang sebentar lagi akan menghadapi Pemilu Calon Legislatif serta Pemilihan Presiden. (Red).

Komentar