Jakarta,Markaberita.id
Pemilihan Gubernur (Pilgub) di Provinsi DKI Jakarta, bisa dikatakan, salah satu petunjuk krusial dalam menakar peta dan arah pendulum politik nasional. Posisinya yang strategis—sebagai daerah khusus dan ibu kota negara, meskipun akan berubah jika IKN sudah bisa berfungsi membuat Jakarta selalu dipandang sebagai miniatur Indonesia dalam beragam matra (ekonomi, politik, sosial, budaya, termasuk pertahanan dan keamanan).
Forum Pemuda Peduli Jakarta menggelar kegiatan Diskusi Ngopi (Ngobrol Pilkada) Bersama FPPJ Season II senin (12/08/24) yang sebelum nya di selenggarakan pada Senin (28/07/24) di Kopi Sakti Kemang Timur Jakarta selatan.
Kegiatan menghadirkan nara sumber, Roberto manurung menyoroti Netralitas ASN/TNI Polri untuk dapat di fasilitasi dan pembatasan dalam pengawasan di masyarakat menjelang pilkada jakarta , karna tidak adanya garansi netralitas ASN/TNI Polri pada pilkada yang akan berlangsung, melihat kepentingan para petinggi elit di atas yang menghendaki calon yang di dukung menang dalam kontestasi.
Narasumber berikut Chica koeswoyo Politisi PDIP melihat Kontalasi pilkada hari ini sangat dinamis, dan pandangan beliau melihat secara umum di internal PDIP bahwa dukungan syarat yang di usung utama yaitu populis dan hari ini PDIP masih beum memastikan namun dalam penegasan bahwa PDIP tidak setuju dengan adanya kotak kosong pada pilkada.
Narasumber Berikut Muhamad Thohar (Gus Toto) salah satu tokoh NU menyoroti Pilkada jakarta tidak terlepas pada Kepentingan politik yang merupakan sebuah fenomena yang berkembang dan pola nya selalu berulang, pilkada jakarta yang akan berlangsung di tuntut Partisipasi masyarakat harus tinggi, karna hari ini masyarkat sudah sangat apatis terhadap pemilu dan pilkada, mereka merespon pilkada yang akan berlangsung hanya ingin menunggu serangan fajar saja.
Narsum berikut Zulfikar merupakan Kordinator Forum Kajian Jakarta menyoroti terkait fenomena Pilkada DKI Jakarta di ibaratkan seperti atlet olah raga yang memang jenjang pembinaan nya harus jelas dan terukur, di satu dekade hari ini partai politik kurang berani mendorong kadernya sendiri, seharusnya parpol lebih berani mendorong figur internal kadernya, ataupun kalau ada rekrutmen kandidat non parpol, maka wajib masuk sebagai anggota agar proses kaderisasi berjalan dan masyarakat memiliki pilihan.
Narsum Amir Hamzah selaku Pengamat Kebijakan Publik jakarta melihat sambil bergurau terkait kondisi hari ini budaya politik dan pemerintahan membuat sebuah peraturan dan uu di buat yaa harus di langgar, dalam kacamata beliau melihat sekarang ini terbaca bahwa pilkada akan terpengaruh dari eksistensi partai dan luar partai maka di perlukan nya ketegaran untuk menyikapi konstalsi yang terjadi, Perlu di perhatikan kembali pemimpin yang terpilih nanti pada pilkada jakarta harus membuat perubahan yang lebih baik menuju Indonesia Emas pada tahun 2045 dan bagaimana mempersiapkan peluang kedepannya, terkait muncul nya calon indepedent yang jika lolos verifikasi KPU, dan jika calon independen memenangkan pilkada 2024 tetap akan terbentur terkait keterwakilan di DPRD karna calon independen tidak mempunyai Fraksi di DPRD.
Kegiatan Ngopi (Ngobrol Pilkada) Bareng FPPJ Pemimpin Baru Jakarta di pandu oleh Andi Nugroho selaku Moderator Menyikapi Huru-hara menjelang Pilgub 27 November 2024 mendatang mulai terlihat gambling. Partai politik dan simpatisan para kandidat mulai sibuk menyiapkan strategi elektoral. Di antara begitu banyak nama bakal calon.(Red)