Bali,Markaberita.Id
Hajatan akbar G20 Indonesia yang berlangsung di Bali mengangkat tiga isu utama yaitu; 1)Arsitektur kesehatan global pandemi yang saat ini masih berlangsung, arsitektur kesehatan global akan diperkuat. Tidak hanya untuk menanggulangi pandemi saat ini, namun juga untuk mempersiapkan dunia agar dapat memiliki daya tanggap dan kapasitas yang lebih baik dalam menghadapi krisis kesehatan dimasa mendatang. 2)Tranformasi ekonomi digital, adalah solusi utama dalam menggerakkan perekonomian di kala pandemi, dan telah menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang baru. Untuk itu, Presidensi Indonesia akan berfokus kepada peningkatan kemampuan digital (digital skills) dan literasi digital (digital literacy) guna memastikan transformasi digital yang inklusif dan dinikmati seluruh negara.
<span;>3)Transisi energi guna memastikan masa depan yang berkelanjutan dan hijau dan menangani perubahan iklim secara nyata, Presidensi Indonesia mendorong transisi energi menuju energi baru dan terbarukan dengan mengedepankan keamanan energi, aksesibilitas dan keterjangkauan.
Ketiga Isu tersebut memiliki kolerasi isue utama G20 yaitu isu internasional termasuk perdagangan, iklim, dan pembangunan yang mana pada 2016, diterapkan prinsip-prinsip kolektif terkait investasi internasional. G20 juga mendukung gerakan politis yang kemudian berujung pada Paris Agreement on Climate Change di 2015, dan The 2030 Agenda for Sustainable Development.
Dalam pidato pembukaannya, Presiden RI Joko Widodo mengatakan Indonesia telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam, yang sangat lebar. Namun, keberhasilan hanya akan dapat tercapai jika semua pihak dapat menyisihkan perbedaan.
Sebelumnya, pada Senin 14-11-2022, Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin Dunia diantarnya adalah dengan Presiden Amerika Serikat Joseph R. Biden yang menyebut bahwa AS akan bekerja sama untuk masa depan lebih baik, yaitu fokus mendukung keamanan dan kemakmuran Indonesia, mengatasi krisis iklim,mendorong akses pangan dan energi yang terjangkau, memperkuat kesiapsiagaan pandemi dan arsitektur kesehatan global, memperluas hubungan penting antarmasyarakat, dan mengatasi krisis di Myanmar dan Afghanistan, berkomitmen terhadap sentralitas ASEAN. (Dyan)