Pj Bupati Tantang Disdik Optimalkan Layanan Dasar Sektor Pendidikan

Markaberita.id

Sumedang–Jawa Barat// Penjabat (Pj) Bupati Sumedang Yudia Ramli memberikan tantangan kepada jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang agar lebih mengoptimalkan pelayanan dasar sektor pendidikan.

Hal tersebut mengemuka saat Pj. Bupati Sumedang Yudia Ramli melaksanakan monitoring dan silaturahmi dengan jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang di Aula Dinas Pendidikan, Selasa (14/4/2024).

“Dinas Pendidikan memiliki peran signifikan dan sentral, salah satunya urusan wajib, termasuk pelayanan dasar pendidikan. Pendidikan adalah kewajiban apalagi kita berupaya membangun Sumedang Sehati,” ujarnya.

Pj. Bupati Yudia mengatakan,
kemiskinan memiliki kaitan erat dengan rendahnya pendidikan.

“Miskin karena tidak sekolah. Karena tidak sekolah, maka tidak punya keahlian. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan harus memastikan agar anak-anak kita mendapatkan hak sekolah,” ujarnya.

Baca Juga  Ramadhan Berbagi, Polres Lampung Utara Bagikan Sembako dan Takjil

Yudia juga meminta Disdik memperhatikan kesejahteraan guru PAUD sehingga menurutnya insentif yang diterima guru PAUD harus ditingkatkan agar tidak masuk kategori miskin ekstrem.

“Guru PAUD berperan penting dalam pembentukan _golden age_ anak anak. Saat ini guru PAUD mendapatkan gaji Rp. 280 ribu perbulan. Saya berikan tantangan agar supaya guru PAUD tidak seperti kemiskinan ekstrem,” tuturnya.

Tantangan lainnya ialah Yudia meminta kepada Diskdik membuat karya lagu Mars Sumedang untuk dilombakan. Kemudian dalam rangka Hari Pendidikan Nasional ia minta kepada jajaran Disdik agar dianggarkan penghargaan untuk para guru-guru berprestasi khususnya di daerah daerah terpencil.

“Guru-guru berjasa, pejuang veteran guru diberikan penghargaan supaya guru-guru termotivasi. Terutama guru guru yang berada di daerah terpencil,” ungkapnya.

Baca Juga  KPU kota Pagar Alam Menggelar Jalan Santai

PR selanjutnya ialah mengenai penanganan anak berkebutuhan khusus  seperti autis yang memiliki hak sama dengan anak pada umumnya untuk mengenyam jenjang pendidikan.

Menurutnya, tidak adanya sekolah yang menerima anak autis karena tidak ada guru yang tahu menangani anak autis.

“Autis jangan dimasukan ke SLB. Autis punya penanganan sendiri. Secepatnya data anak-anak autis SD dan SMP di Sumedang kemudian lakukan pelatihan bagi guru dalam menangani anak autis,” katanya.

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *