Markaberita.id – Dalam kehidupan sehar-hari, setiap individu pasti menginginkan kehidupan yang nyaman dan tenteram baik dalam keluarga maupun masyarakat. Namun, dinamika yang terjadi seiring dengan perjalanan kehidupan terkadang tidak sesuai dengan harapan. Ada kalanya seseorang merasa dalam kondisi lemah dan berada pada titik terbawah yang disebabkan diri sendiri maupun orang lain.
Untuk menghindari kondisi dilemahkan atau terzalimi oleh orang lain, Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu KH Sujadi memberikan sebuah ijazah doa yang diambil dari Al-Qur’an. Doa ini bisa diamalkan ketika dalam kondisi merasa terzalimi ataupun untuk mengantisipasinya.
Doa tersebut diambil dari Al-Qur’an Surat Al-Qashas ayat 21 yang merupakan doa Nabi Musa as ketika berhadapan dengan Firaun. Doa tersebut berbunyi:
رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Rabbi najjini qaumidhalimin
Artinya: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim.”
“Bisa diamalkan saat dalam kondisi terzalimi ataupun bisa dibaca setiap saat seperti setelah shalat,” ungkap Pengasuh Pesantren Nurul Ummah Pagelaran ini dalam Kajian Tafsir Al-Qur’an yang diasuhnya, Selasa (31/1/2023).
Doa ini juga lanjutnya, bisa dipadu dengan doa lain yang bertujuan untuk menghindari kezaliman juga yang termaktub dalam Surat al-Anbiyaa ayat 87. Ayat ini merupakan doa Nabi Yunus saat berada di perut ikan paus yang tak henti-hentinya dipanjatkan kepada Allah swt.
Ayat tersebut adalah:
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Lailaha illa Anta subhanaka inni kuntu minadhdhalimin‘.
Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”
Dalam artikel NU Online: Perbuatan Zalim Pasti Dapat Balasan, disebutkan bahwa Allah akan memberikan balasan kepada setiap pelaku kezaliman kelak di hari kiamat di mana setap mata manusia akan terbelalak menyaksikan berbagai hal yang terjadi di hari kiamat.
Imam Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghawi di dalam kitab tafsirnya Ma’alimut Tanzil menuturkan bahwa mereka yang menerima perlakuan yang tidak semestinya tak perlu risau karena pada hari kiamat kelak Allah akan memberikan pahala berlipat baginya dan membalas pelakunya dengan balasan setimpal. Sementara setiap orang yang berlaku zalim mesti segera meminta maaf kepada yang dizaliminya karena balasan dari Allah pasti adanya.
Di era digital sekarang ini ayat ini juga menjadi peringatan bagi kita untuk berhati-hati dalam berinteraksi melalui dunia maya. Menggunakan media sosial secara baik, benar dan cerdas adalah satu pilihan yang menjadikan kita bisa terhindar dari ancaman ayat tersebut. Sebaliknya unggahan yang menebar kebohongan dan kebencian, yang menjadikan pihak tertentu merasa dirugikan dan terancam baik jiwa, harta maupun kehormatannya, adalah perilaku zalim yang menjadikan pelakunya sulit menghindar dari balasan Allah yang dinyatakan pada ayat tersebut.