Perhatikan Adab Setiap Mukmin Ketika Berada di Masjid
Markaberita.id,-
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي أَدَّبَ الْمُؤْمِنِيْنَ فَأَحْسَنَ تَأْدِيْبًا وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى حَبِيْبِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِي هَذَّبَ الْمُؤْمِنِيْنَ فَأَحْسَنَ تَهْذِيْبًا وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَأُمَّتِهِ الَّذِيْنَ اهْتَمُّوا بِهِ أَحْسَنَ خُلُقًا وَسُلُكًا
Hadirin jamaah shalat Tarawih yang dirahmati Allah subhanahu wata‘ala!
Syumuliyah merupakan salah satu karakteristik ajaran Islam. Syumuliyah maksudnya adalah komprehensif. Risalah yang dibawa baginda Nabi ini tidak hanya sekedar mengatur urusan aqidah atau ibadah, namun juga muamalah. Artinya, tidak ada satu sisi dan lini yang tidak diatur oleh agama ini.
Adab di masjid merupakan satu dari sekian banyak aturan Islam. Hal ini tidak lepas dari kedudukannya sebagai tempat yang suci dan memiliki berbagai keutamaan. Tempat yang merupakan saat-saat terbaik dan paling dekat seorang hamba degan Allah. Setidaknya ada tujuh adab yang harus dijaga setiap mukmin yang berada di masjid.
Pertama: Berdoa Saat Menuju Masjid
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita agar bedoa saat melangkahkan kaki menuju masjid. Doa yang mengandung banyak keutamaan. Doa yang dengannya diangkat derajat dan dihapus setiap khilaf. Sebagaimana yang tercantum dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim,
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ فِىْ قَلْبِى نُوْرًا وَفِى لِسَانِىْ نُوْرًا وَفِىْ بَصَرِىْ نُوْرًا وَفِىْ سَمْعِىْ نُوْرًا وَعَنْ يَسَارِىْ نُوْرًا وَعَنْ يَمِيْنِىْ نُوْرًا وَفَوْقِىْ نُوْرًا وَتَحْتِىْ نُوْرًا وَاَمَامِىْ نُوْرًا وَخَلْفِىْ نُوْرًا وَاجْعَلْ لِّىْ نُوْرًا
“Ya Allah, jadikanlah dihatiku cahaya, pada lisanku cahaya dipandanganku cahaya, dalam pendengaranku cahaya, dari kananku cahaya, dari kiriku cahaya, dari atasku cahaya, dari bawahku cahaya, dari depanku cahaya, belakangku cahaya, dan jadikanlah untukku cahaya.”
Selain melantunkan doa menuju masjid, Rasul juga menganjurkan umatnya agar berdoa saat masuk dan keluar masjid.
Kedua: Tidak Terburu-buru Saat Menuju Masjid
Adab di masjid yang kedua yaitu tenang dan tidak terburu-buru. Sebab, terburu-buru merupakan salah satu sifat buruk setan.
Siapa saja yang terburu-buru dalam melakukan sesuatu, tentu tidak akan meraih ketenangan. Begitu pula halnya dalam shalat. Khusyuk akan susah diraih bagi siapa saja yang terburu-buru melakukannya.
Ketiga: Melaksanakan Shalat Sunnah Tahiyyatul Masjid
Setiap muslim dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah tahiyyatul masjid saat telah memasukinya jika dirasa cukup untuk melaksanakannya. Ini merupakan adab di masjid yang harus diperhatikan.
Namun apabila waktunya sempit, maka lebih baik duduk dengan tenang sambil menunggu iqamah. Ini dilakukan agar ia tidak salah prioritas. Alias taqdiimul Aula dalam bahasa Arabnya.
Apabila waktunya tidak cukup, jangan sampai ia malah mendahulukan shalat sunnah dan terlambat shalat wajib bersama imam berjamaah.
Keempat: Dilarang Jual Beli dan Mengumumkan Barang Hilang
Adab di masjid yang tidak kalah penting adalah larangan jual beli dan mengumumkan barang hilang di dalam masjid.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mewanti-wanti umatnya agar jangan sampai melakukan transaksi jual beli dan mengumumkan sesuatu yang hilang di masjid. Hal ini tidak lain untuk menghormati dan adab terhadap kesucian masjid.
Masjid adalah tempat terbaik dari tempat-tempat yang ada di dunia ini. Di dalamnya nama Allah dan Rasul disebutkan, al-Quran dan as-Sunnah dibacakan dan diajarkan, dan amalan-amalan kebaikan dilaksanakan sehingga tidak layak jika dicampur dengan hal-hal non peribadatan.
Kelima: Dilarang Makan Bawang Merah dan Bawang Putih
Larangan ini berlaku umum tidak hanya terbatas mengkonsumsi bawang merah atau bawang putih. Namun mencakup segala sesuatu yang bisa mengganggu ketenangan orang lain saat shalat di masjid. Entah itu bau mulut bekas asap rokok, bau nafas bekas makan jengkol atau petai, dan lain sebagainya. Dan yang perlu diketahui juga bahwa para malaikat pun merasa terganggu dengan apa saja yang membuat manusia terganggu.
Keenam: Dilarang Melintas di Depan Orang yang Sedang Shalat
Adab selanjutnya adalah larangan melintas di depan orang yang sedang shalat. Sebab ini bagian dari suul adab. Tidak beradab. Bukankah saat ada manusia yang satu berbicara dengan manusia yang lain saja sangat tidak pantas kita sela dengan melintas di antara mereka?
Allah subhanahu wata’ala lebih pantas untuk dihormati! Sebab, sejatinya siapa pun yang sedang shalat sama artinya ia sedang menghadap dan bermunajat kepada Rabbnya.
Ketujuh: Menjaga Adab Majelis Ilmu di Masjid
Adab ketujuh yang tidak kalah penting adalah menjaga adab-adab majlis ilmu saat berada di masjid. Tidak pantas bagi seorang mukmin tidur-tiduran saat ayat dan hadis dibacakan. Tidak pantas bagi dia untuk membuat kegaduhan dan keributan.
Sebagaimana juga tidak pantas bagi dia mengacuhkan atau memalingkan pandangan saat khotib berkhutbah. Bahkan dengan membaca al-Quran. Sebab, ia sedang berada di majelis ilmu. Tugas dia menyimak dan mendengarkan dengan penuh ketenangan.
Demikianlah sedikit ulasan tujuh adab di Masjid yang diajarkan Islam. Semoga Allah berikan kita segala kekuatan untuk menjalankannya dalam kehidupan dan keseharian dan termasuk dalam golongan yang Rasul sabdakan, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya”. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin.
(Pemateri Kultum Ramadhan 1445 H ditulis oleh Ustadz Nofriyanto Abu Kayyisa Al-Minangkabawy)
Sumber Materi Kultum Ramadhan dakwah.id